Link, Banjarbaru – Misteri meninggalnya Juwita (22/3) jurnalis yang bertugas di Kabupaten Banjar dan Banjarbaru, Kalsel membuat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Persiapan Banjarmasin bersikap dan mendesak aparat penegak hukum mengusutnya.
Dalam pernyataan sikapnya, AJi Persiapan Banjarmasin mendesak aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan yang jelas dan terbuka
“Polisi harus serius mengusut kasus kematian jurnalis Juwita dan terbuka kepada publik mengenai setiap perkembangannya. Jangan buru-buru menyimpulkan sebelum ada bukti yang kuat. Semua kemungkinan dan motif di balik kematiannya harus diperiksa secara menyeluruh, termasuk dugaan kekerasan,” tulis Aji dalam pernyataan sikapnya.
Segala kemungkinan dan indikasi yang mengarah pada tindak kriminal lanjutnya, perlu ditelusuri dengan cermat agar kasus ini dapat terungkap dengan jelas dan tidak menimbulkan spekulasi di masyarakat.
Dibagian lain, AJI juga meminta hHukum harus tegas. Mengingat apakah kasus meninggalnya Juwita terkait dengan produk jurnalistik korban atau tidak, jika ada unsur kesengajaan atau kekerasan, pelakunya harus ditemukan dan dihukum sesuai hukum yang berlaku. Penegak hukum harus bertindak profesional dan transparan dalam mengusut kasus ini, tanpa ada intervensi atau upaya untuk menutup-nutupi fakta.
“Jangan sampai ada jurnalis yang meninggal tanpa kejelasan, karena impunitas hanya akan memperburuk situasi dan mengancam kebebasan pers. Kepastian hukum bukan hanya soal keadilan bagi korban, tetapi juga bentuk perlindungan bagi jurnalis lain yang bekerja di lapangan,” tulisnya.
Sementara itu dalam pernyataan sikapnya tak lupa AJI Persiapan Banjarmasin, menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Juwita (22), jurnalis dari Newsway, yang ditemukan tak bernyawa di pinggir jalan kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru, pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, dugaan awal menyebut penyebab kematian adalah kecelakaan tunggal. Namun, muncul spekulasi mengenai kemungkinan pembegalan. Sejumlah hal mencolok dalam kejadian ini, di antaranya luka di dagu korban, lebam di punggung dan leher belakang, serta posisinya yang terlentang di tepi jalan utama dengan helm masih terpasang.
Barang berharga seperti dompet dan ponsel korban hilang, sementara sepeda motornya tetap berada di lokasi. Hingga kini, Minggu 23 Maret malam, kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab kematian Juwita, sehingga wajar jika memicu berbagai spekulasi di masyarakat. (wahyu/BBAM)