Sabtu, Juli 27, 2024
BerandaLink3FAsal-Usul Hari Libur Sabtu dan Minggu, Ada Yang Tau?

Asal-Usul Hari Libur Sabtu dan Minggu, Ada Yang Tau?

Belakangan ini, gagasan untuk mengurangi jam kerja dari rata-rata 5 hari kerja menjadi 4 hari mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan di seluruh dunia. Pebisnis dan politikus telah mempertimbangkan untuk mulai menerapkan jam kerja yang lebih sedikit, tetapi lebih produktif.

Pro dan kontra mungkin akan terdengar seiring dengan dipertimbangkannya gagasan tersebut. Selama ini pada umumnya, hari libur jatuh pada hari Sabtu dan Minggu. Nah, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa hari libur dan akhir pekan jatuh di kedua hari tersebut.

Dilansir dari BBC, sebenarnya libur di hari Sabtu dan Minggu sendiri merupakan fenomena yang relatif baru. Begini asal-usulnya!

Senin Suci

Meskipun nama sekaligus praktik Senin Suci meniru hari-hari libur keagamaan, faktanya, praktik Senin Suci sepenuhnya sekular. Praktik ini dimulai oleh pekerja untuk menyediakan waktu istirahat lebih panjang setelah beberapa hari bekerja.

Pada abad ke-19, pekerja pengrajin terampil mengadopsi ritme kerja mereka sendiri. Di sebuah bengkel yang mereka sewa, mereka akan bekerja memproduksi barang untuk pembeli setiap minggunya.

Pengrajin akan bekerja secara intensif dari hari Selasa hingga hari Sabtu malam untuk menyelesaikan produk sehingga mereka bisa menikmati hari Minggu sebagai hari libur resmi. Sementara itu, hari Senin dipakai untuk waktu istirahat demi mengembalikan energi setelah lembur di Sabtu malam dan kerja keras di hari-hari sebelumnya.

Di pertengahan abad ke-19, Senin Suci adalah fenomena populer di antara warga Inggris. Saking populernya, beberapa fasilitas hiburan komersial seperti studio musik, teater, hingga tempat karaoke selalu mengadakan acara pada hari libur tidak resmi ini.

Pekerja di bidang industrial juga mengadopsi tradisi Senin Suci meskipun pemilik pabrik telah memprotes praktik itu karena menurunkan produktivitas. Namun, kebiasaan ini sulit dihilangkan karena pekerja cukup mempertahankan keyakinan mereka untuk menjalani hari libur tidak resmi itu. Kebiasaan ini berlangsung selama tahun 1870 dan 1880-an.

Pergerakan Serikat Pekerja dan Badan Keagamaan

Meskipun begitu, badan keagamaan dan serikat pekerja ingin menerapkan hari libur yang lebih resmi setelah hari kerja. Badan-badan keagamaan berpendapat bahwa istirahat di hari Sabtu dapat meningkatkan budaya mental dan moral dari kelas pekerja.

Sementara itu, serikat-serikat pekerja ingin mendapatkan hari istirahat yang lebih formal dalam minggu kerja alih-alih bergantung pada kebiasaan. Pada akhirnya, terciptanya akhir pekan masih disebut-sebut sebagai pencapaian yang membanggakan dalam sejarah serikat pekerja.

Pada tahun 1842, kelompok kampanye yang disebut Early Closing Association dibentuk. Tujuan dibentuknya asosiasi itu adalah untuk melobi pemerintah agar Sabtu siang dijadikan waktu istirahat bagi pekerja agar bisa bekerja penuh waktu pada hari Senin.

Asosiasi tersebut mendirikan banyak cabang di kota-kota manufaktur utama dan beranggotakan elit sipil lokal, pemilik pabrik, dan pendeta. Pengusaha dituntut untuk menerapkan jam kerja setengah hari setiap Sabtu karena asosiasi tersebut berpendapat bahwa hal itu bisa mendukung terbentuknya tenaga kerja yang lebih rajin.

Serikat pekerja dan beberapa grup pekerja yang menentang kebiasaan alkoholik juga melihat jam kerja setengah hari pada hari Sabtu sebagai instrumen untuk meningkatkan harga diri kelas pekerja. Penerapan aturan libur tersebut diharapkan dapat menghindarkan pekerja dari budaya mabuk-mabukan dan aktivitas brutal seperti sabung ayam yang diasosiasikan dengan Senin Suci. (net)

Sumber: Beautynesia.id

BERITA TERKAIT

TERPOPULER