Senin, Juni 30, 2025
BerandaHeadlineBerikanlah Yang Terbaik, Termasuk Menjaga Lisan

Berikanlah Yang Terbaik, Termasuk Menjaga Lisan

Bismillahirrahmannirahim

‘Orang yang paling pelit di dunia ini adalah mereka yang tidak mau dosa-dosamya ambil oleh orang lain”

Kalimat diatas bukan hanya sekadar ungkapan. Tetapi begitulah realita yang banyak terjadi di tengah-tengah kita. Fitnah, lisan tak terjaga dengan baik, maupun perbuatan-perbuatan menzolimi sesama ummat belakangan terpampang bak kita tengah menyaksikan sebuah film di layar lebar.

 

SAPARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUAL

Mencari yang Hilang, Memelihara yang Terlupakan

Ironis, disaat seseorang terzolimi bukannya bergembira karena dosa-dosanya diambil sang penzolim, sebaliknya justru berpikir untuk berbuat lebih zolim sebagai bentuk balasan. Minimal melalui lisan. Inilah realita yang harus dihadapi sekarang.

Jelas realita ini juga tak luput saya rasakan. Bahkan tidak sekali dua ketika mendapatkan ujaran-ujaran yang memojokkan diri, saya pun lantas marah, meradang bahkan berpikir untuk mencari-cari kesalahan orang itu untuk kemudian saya narasikan dalam sebuah tulisan.

Begitulah realitanya. Padahal pastinya apa yang saya lakukan itu jauh dari apa yang telah diajarkan para aulia-aulia, alim/ulama dan tokoh masyarakat pendiri Negeri Serambi Makkah ini. Walau hanya urusan lisan. Padahal urusan lisan ini sungguh besar.

Dalam Maulid Simtudduror, Habib Ali mengungkapkan keutamaan Rasul dalam menjaga lisannya.

Dan adalah beliau (nabi) tidak pernah berbicara (berkata), tidak pernah melakukan sesuatu kecuali yang indah. (Inilah yang dibawa rasul). Hadits dari rasul :

Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka berkatalah hal yang baik atau diam.

Berkatalah (berbicara) pada hal-hal yang menyenangkan orang (tidak berbohong pada orang, tidak menipu. Tidak menuduh orang.

BACA JUGA :  Tahun Baru, Buku Baru dan Catatan Baru

Kapan itu baik?

Kapan diam itu baik?

Kapan berbicara itu baik?

Semua itu relatif dan tergantung situasinya.

Pekan tadi saya secara umum menuliskan tentang ajakan untuk bersama-sama merenungkan ayat ini (QS. Al Isra 7)

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai”.

Pada sesi ini saya ingin mengajak pembaca untuk memberikan yang terbaik dalam mengarungi dunia fana ini.

Ada sebuah kisah dimana beliau adalah seorang yang dermawan, baik, termashur (terkenal), royal dst, akan tetapi beliau sering bersedih dan menangis.

Berkata dia dalam ucapannya: Celakalah diriku karena aku tidak pernah berbuat baik untuk orang lain. Orang disekitarnya pun berujar “Bukankah Engkau ini adalah orang yang terpandang? Terkenal, begitu baik terhadap orang lain,”.

Tegas beliau berkata “tidak! Bukankah Qur’an menyebutkan:

Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. (Al bagarah 271)

“Jadi sebenarnya selama hidup ku ini aku hanya berbuat untuk diri ku sendiri. Karena kebaikannya semua kembali kepada ku,”. Tak secuil pun perbuatan ku untuk orang lain.

Afwan, Wassalam

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img

BERITA POPULER