Link, Martapura – Musim banjir di Kabupaten Banjar telah berlalu. Namun ancaman serupa dimasa mendatang membuat warga yang rumahnya menjadi langganan banjir berupaya untuk berbanah. Salah satunya dengan meninggikan lantai rumah.
Minimnya perhatian pemerintah terhadap hunian langganan banjir memaksa masyarakat untuk berinisiatif mengurangi dampak bencana banjir. Salah satunya meninggikan lantai rumah.
“Beberapa tahun ini kami selalu direpotkan dampak banjir yang berulang-ulang. Parahnya air bah membawa lumpur yang harus sesegera mungkin dibersihkan setiap kali air mulai surut. Dan kejadian seperti itu dalam semusim bisa terjadi puluhan kali,” ungkap Farid, warga Desa Kampung Melayu, Martapura Timur, kepada Linkalimantan.com.
Menurut pengrajin kamasan ini, banjir sudah menjadi momok kebanyakan warga. Bukan hanya kenyamanan rumah saja yang terganggu, aktivitas pekerjaan pun tidak bisa dilakukan maksimal.
“Nah, dari banyaknya peristiwa air bah yang kami rasakan salah satu solusinya ya mau tidak mau meninggikan lantai rumah sampai 50 cm ,” jelasnya disela-sela aktivitas menukangi lantai rumahnya.
Namun sayangnya, untuk menaikkan lantai rumah dibutuhkan biaya yang lumayan besar.
“Makanya tidak semua warga mau menaikkan lantai rumahnya,” katanya.
Senada dengan itu, Zainal, salah seorang tukang menambahkan sudah banyak warga yang telah menaikkan lantai rumahnya.
“Masing-masing, ada yang menaikkan sekalian mengganti papan lantainya. tergantung kemampuan,” katanya.
Sekadar mengingatkan Kalak BPBD Banjar Warsita menerangkan, di Tahun 2023 dari 20 kecamatan yang ada 11 diantaranya terdampak banjir. Data sementara yang ada pada pihaknya sebanyak 10.736 rumah terendam, yang dihuni 11.754 KK atau 49.820 jiwa. (spy)