Link, Martapura – Dari 277 desa yang ada di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, belakangan nama Desa Awang Bangkal Barat dengan kepala Desanya Pajrul Ripani mendominasi raihan prestasi. Bahkan kini menjadi satu-satunya desa yang diminta keterlibatannya dalam pemenuhan kebutuhan pangan di mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara.
Desa Awang Bangkal Barat semula hanya dikenal sebagai daerah produksi batu gunung semata. Tidak lebih. Namun sejak tahun 2021 lalu desa yang berada di tepi Sungai Riam Kanan (Batu Kambing-dulu red.) telah menjelma menjadi desa yang syarat prestasi dengan pendapatan asli desa sudah mencapai miliaran.
“Alhamdulillah, grafik pembangunan Desa Awang Bakal Barat sejak Tahun 2021 terus menunjukkan peningkatan signifikan. Pendapatan asli desa, hingga investasi semuanya meningkat. Itu semua tidak terlepas dari keinginan kuat dari masyarakat sendiri untuk maju. Utamanya dari hasil kerjasama apik antara aparatur desa dan dewan perwakilan desa,” ungkap Pajrul Ripani saat ngobrol santai dengan Linkalimantan.com di sela-sela pembangunan Kawasan Wisata Pemancingan dan Lesehatan Putra Bulu, Awang Bangkal, Minggu, 21 Mei 2023.
Dimana paparnya, kerjasama apik tersebut membuahkan peraturan desa (Perdes) dan peraturan pembakal (perkal). Perdes lebih mengatur soal desa secara umum. Termasuk APBDes, PADes lembaga-lembag ekonomi desa.
“Kalau Perkal lebih mengatur soal kinerja aparatur desa. Intinya disiplin. Dimana aparatur desa harus menjadi contoh bagi warga. Termasuk saya sebagai kepala desa harus taat dengan perkal ini. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik,” katanya seraya tersenyum.
Setelah melalui proses panjang ujar Pajrul, beberapa kelembagaan ekonomi desa dimaksimalkan. Seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kini dibangun lagi Badan Usaha Milik Desa dan masyarakat (BUMDesMa).
Nah, papar lebih jauh, dari hal-hal itulah laju pembangunan di Desa Awang Bangkal Barat tersebut bisa seperti sekarang ini.
“PADes misalkan. Tahun 2021 lalu hanya Rp12 Juta. Setelah dibenahi pada tahun 2022 angkanya meningkat tajam menjadi Rp610 juta. Diluar dugaan di tahun 2023 ini PADes kami sudah mencapai angka Rp1 miliar Rp16 juta,” ujarnya.
Dari pendapatan asli desa itu jelas pria periang ini, selain untuk membiayai pembangunan infrastruktur desa juga digunakan di berbagai bidang.
“Kami memiliki anggaran bantuan lansung tunai kepada para orang tua dan para janda yang diberikan tiga bulan sekali,” katanya.
Kemudian ada lagi dibidang kesehatan. Bagi masyarakat yang kurang mampu dan menegah ke bawah ada dana jaminan kesehatan dari desa.
“Lain lagi untuk anak-anak yang berprestasi. Ada beasiswa yang kami siapkan. Besarannya tergantung tingkat prestasinya. Kalau prestasinya di tingkat kecamatan beasiswanya Rp500 ribu, tingkat kabupaten Rp1 juta dan untuk tingkat provinsi ada beasiswa sebasar Rp1,5 juta,” sebutnya. (spy)