Link, Banjarbaru – Kian menyempitnya habitat dan meningkatnya aktivitas perburuan liar berdampak pada terancamnya populasi berbagai jenis primata Indonesia. Terlebih jika pemerintah tidak melakukan upaya perlindungan khusus.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia termasuk dalam hal primata. Dari Sabang hingga Merauke, berbagai spesies primata unik dan langka menghuni hutan-hutan tropis Indonesia.
Namun, banyak dari mereka kini menghadapi ancaman serius akibat hilangnya habitat dan perburuan liar. Bertepatan Hari Primata yang jatuh pada 30 Januari, yuk kenali enam primata Indonesia yang mendapatkan status perlindungan khusus.
- Lutung Jawa
Lutung Jawa atau Trachypithecus Auratus merupakan salah satu primata endemik yang hanya ditemukan di Pulau Jawa dan beberapa bagian kecil Bali. Primata ini dikenal karena bulunya yang lebat dan berwarna kehitaman dan jingga keemasan.
Lutung Jawa hidup di kawasan hutan tropis, termasuk hutan bakau dan pegunungan. Sebagai hewan arboreal, mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di pepohonan, memakan dedaunan muda, buah dan bunga.
Namun, populasi lutung Jawa semakin terancam oleh alih fungsi lahan menjadi perkebunan dan perburuan liar. Maka, spesies ini masuk dalam daftar merah IUCN dengan status ‘rentan’ serta dilindungi oleh hukum di Indonesia.
- Tapanuli Orangutan
Tapanuli orangutan adalah primata yang luar biasa langka dan menjadi spesies orangutan terbaru yang diidentifikasi secara ilmiah pada tahun 2017. Spesies ini hanya ditemukan di wilayah Batang Toru, Sumatra Utara.
Dengan populasi kurang dari 800 individu. Tapanuli orangutan dinobatkan sebagai kera besar paling terancam punah di dunia.
Sayangnya,ancaman terhadap habitat mereka sangatlah serius. Alih fungsi lahan untuk proyek pembangunan, termasuk pembukaan tambah dan pembangunan pembangkit listrik tenaga air di Batang Toru.
- Kukang Jawa
Javan Slow Loris atau Kukang Jawa merupakan primata kecil yang terkenal dengan wajahnya yang menggemaskan dan mata besar yang memikat. kukang Jawa merupakan primata nokturnal yang endemik di Pulau Jawa, hidup di hutan hujan tropis, hutan bambu, hingga area perkebunan.
Kukang Jawa memiliki kemampuan unik, yakni kelenjar di lengannya yang menghasilkan racun untuk pertahanan diri. Primata ini cenderung bergerak lambat, memanjat, dan bersembunyi di dahan pepohonan untuk mencari makanan.
Kukang sering kali menjadi target perburuan liar untuk dijadikan hewan peliharaan eksotis. Semantara alih fungsi hutan di Jawa semakin mempersempit habitatnya.
- Sangihe Tarsier
Sangihe Tarsier merupakan primata kecil endemik Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Dengan ukuran tubuh yang sebesar genggaman tangan manusia, Tarsier ini memiliki ciri khas bermata besar.
Primata nokturnal ini biasanya hidup dalam kelompok kecil di hutan primer maupun sekunder. Mereka memakan serangga sebagai sumber makanan utama.
Populasi Sangihe Tarsier terancam oleh deforestasi akibat perluasan lahan pertanian dan aktivitas manusia lainnya. Meski demikian, upaya konservasi terus dilakukan, termasuk perlindungan habitat dan kampanye kesadaran masyarakat.
- Lutung Belang Sumatra Timur
Lutung Belang Sumatra Timur atau East Sumatran banded langur merupakan primata endemik Sumatra yang memiliki ciri khas unik. Primata ini hidup berkelompok di kawasan hutan dataran rendah hingga perbukitan dengan memakan dedaunan muda.
Status konservasi lutung belang Sumatra Timur kini berada dalam kategori “Terancam Punah”. Hal ini dikarenakan deforestasi yang masif, terutama untuk keperluan perkebunan kelapa sawit.
- Monyet Bekantan
Proboscis Monkey atau bekantan merupakan primata unik yang mudah dikenali berkat hidungnya yang besar. Primata ini merupakan spesies endemik yang hanya ditemukan di hutan bakau, rawa dan tepi sungai di Pulau Kalimantan.
Bekantan memiliki kemampuan berenang yang luar biasa dengan kaki berselaput. Sayangnya populasi bekantan terus menurun akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan terutama kelapa sawit. (spy)