Link, Martapura – Sebagai mahluk sosial, salah satu sifat manusia adalah hidup saling tolong menolong antar sesama. Di kultur kehidupan masyarakat Banjar, tradisi gotong royong menjadi salah satu ciri khas yang hingga kini masih terpelihara dengan baik. Namun demikian era globalisasi dan modernisasi bisa menjadi ancaman serius dalam menjaga kultur dan budaya.
“Alhamdulillah, kami Partai Garuda tetap bersemangat dalam menjaga budaya gotong royong. Dimana tradisi dengan ini dilaksanakan oleh semua warga. Masyarakat saling membantu sehingga beban yang punya hajat menjadi ringan,” ungkap politisi Partai Garuda Ali Fahmi yang sudah sepekan terlibat dalam gotong royong mempersiapkan pesta pernikahan warga Desa Tunggul Irang, Kabupaten Banjar, Kalsel, Kamis 2 Januari 2024.
Tradisi gotong royong tandas Ali, harus tetap dijaga dan dilestraikan. Apalagi tradisi tersebut sadar atau tidak bersifat nilai sosial yang sangat baik, diinginkan dan diharapkan oleh masyarakat.
“Beberapa waktu lalu kita juga sudah menyaksikan bagaimana mayarakat Banjar dengan begitu riang gembira dalam menyambut para tamu Tuan Syekh Sekumpul. Saat itu masyarakat secara berkelompok-kelompok bergotong royong. Begiti indahnya pemandangan yang tersaji ditengah hiruk pikuk menuju Pemilu 2024,” katanya bersemangat.
Tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang ini lanjut Caleg DPR RI Dapil Kalsel 2 Partai Garuda ini hingga saat ini masih begitu terpelihara.
“Seperti yang kita laksanakan dalam sepekan ini. Dimana warga sekitar dengan riang gembira turut terlibat dalam mempersiapkan pernikahan salah satu warga. Kebetulan tuan rumah juga merupakan kader Partai Garuda,” ujarnya.
Sependapat dengan Ali Fahmi, Gr Thohir menambahkan sudah menjadi tradisi jika ada yang memiliki hajatan, dipastikan warga sekitar, kerabat dan sahabat tidak ingin ketinggalan dalam memberikan sumbangsihnya.
“Inikan baru persiapan ya. Yakni melakukan pemerataan permukaan tanah dengan cara menguruk. Nanti ada lagi, yakni saat mengawah sampai puncak resepsi pernikahan yang juga menampilkan betapa indahnya tradisi gotong royong,” ungkap Gr Thohir yang jauh-jauh dari Astambul untuk bisa terlibat dalam tradisi berharga tersebut. (wahyu)