Link, Banjarbaru— Gubernur Kalsel H. Muhidin menerima kunjungan Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Kazakhstan dan Tajikistan, Dr. Mochammad Fadjroel Rachman dalam rangka silahturahminya di Kediaman Gubernur Kalsel, Kota Banjarmasin, pada Sabtu (30/8/2025) pagi.
Dalam pertemuan itu, Gubernur H. Muhidin tampak didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Muhammad Syarifuddin dan Direktur PT Bangun Banua Kalimantan Selatan H. Afrizaldi. Sedangkan Dubes RI, M. Fadjroel Rachman didampingi putranya, Krishna Satyagraha Kusuma Putera.
Diketahui saja, sosok Fadjroel Rachman adalah asli keturunan Urang Banjar. Dalam riwayatnya Fadjroel Rachman merupakan cicit Pangeran Abdurrahman Kasuma bin Pangeran Berangta Kasuma (Raja Pulau Laut III) bin Pangeran Abdoel Kadir (Raja Pulau Laut II). Lalu, Pangeran Aburrahman Kasuma, adik Pangeran Amir Husin Kasuma (Raja Pulau Laut IV) adalah Pejabat Raja Kerajaan Pulau Laut ke-V dari 10 Januari 1900 hingga 7 Januari 1903 di Kerajaan Pulau Laut dari trah Sultan Sulaiman Al-Mutamidullah.
Sultan Sulaiman Al-Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah II atau Sulaiman dari Banjar atau Sultan Sulaiman Saidullah II adalah Sultan Banjar ke-11 dari Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin atau Kerajaan Banjar yang memerintah dari tahun 1801 hingga tahun 1825.
”Hari ini Alhamdulillah, terima kasih banyak kepada Dr. Fajroel Rachman, Dubes RI Kazakhstan dan Tajikistan asal Banjar. Beliau ini asli urang Banjar dan keturunan Kerajaan Banjar, sehingga luar biasa,” sampai Gubernur Kalsel, H. Muhidin seusai pertemuan.
Seingat Gubernur H. Muhidin, sosoknya sering tampil di televisi nasional dalam bincang-bincang pemerintahan. Di mata orang nomor satu di Kalsel itu melihat Dubes RI Kazakhstan ini merupakan cendekiawan yang memiliki banyak latar pendidikan dan jabatan di pemerintahan sebelumnya.
Gubernur H. Muhidin pun bangga, ada sosok urang Banjar yang mewakili daerah di pusat, sehingga dapat mendorong kebijakan dan pembangunan daerah di lokal. Dalam pertemuan ini, pihaknya juga saling bertukar pendapat mengenai potensi di Banua.
Sementara itu, Dubes RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan, Dr. Mochammad Fadjroel Rachman menyampaikan sejumlah tawaran kerjasama mengenai potensi perdagangan sawit dan wisata religi di wilayah kerjanya.
”Terutama terima kasih banyak atas kesediaan Bapak Gubernur H. Muhidin dalam pertemuan silahturahmi kami pada hari ini. Melaporkan bahwa Ulun (Fadjroel Rachman) asli urang Banjar yang sekarang menjadi Dubes RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan di angkat di masa kepemimpinan era Presiden Jokowi dan diteruskan di masa Presiden Prabowo,” ungkap Fadjroel Rachman.
Mengingat jabatan sebelumnya, Fadjroel Rachman memperkenalkan dirinya sebagai Juru Bicara (Jubir) Presiden dan tentu saja, langkahnya selama ini juga ingin berbakti untuk Banua tercinta. Karena, dirinya lahir dan besar di Banjarmasin, kemudian menuntut ilmu di Jawa.
Fadjroel Rachman mengisahkan, jabatan yang diembannya saat ini karena benar-benar sebuah panggilan jiwa untuk memberikan sesuatu atau mengabdi kepada bangsa Indonesia, terutama juga dalam kontribusinya di Banua.
”Jadi Ulun kembali bertemu dengan Bapak Gubernur H. Muhidin dan mengucapkan selamat atas terpilihnya beliau. Kedua ingin mengajak atau mungkin bisa memanfaatkan peluang yang ada di Kazakhstan, mulai kegiatan ekonomi, perdagangan hingga aspek pariwisata di sana,” jelasnya.
Dalam aspek perdagangan, Fadjroel Rachman telah banyak berbincang dengan Gubernur H. Muhidin mengenai Crude Palm Oil (CPO) karena impor ke Kazakhtan sangat besar terkait industri sawit tersebut. Dalam bincang itu, pihaknya juga menerima informasi dari Gubernur Kalsel mengenai potensi perikanan, misalnya lobster, udang dan kepiting.
”Ada potensi di Kalsel itu, seperti Spices (Rempah-rempah) dan Bapak Gubernur H. Muhidin memberikan informasi, ternyata ada jalur penerbangan dari Banjarmasin ke Kuala Lumpur, Malaysia dan Kazakhstan saat ini. Dari Banjarmasin ke Kuala Lumpur menempuh waktu 2 jam, kemudian dari sana ke Kazakhtan sekitar 7 jam 40 menit,” terangnya.
Selain itu, Fadjroel menyampaikan jarak tempuh Kazakhstan ke Mekkah atau sebaliknya sekitar 4 jam. Sehingga potensi jamaah Banua selepas melaksanakan ibadah umrah bisa berpergian ke Kazakhstan.
Di kawasan Kazakhstan, Fadjroel Rachman menyampaikan bahwa masyarakat Banjar dapat menikmati wisata religi di sana, dengan berkunjung ke makam Abu Nasr al-Farabi di Turkistan dan kemudian berziarah ke makam Imam Bukhari yang terletak di Kota Samarkand, Uzbekistan.
”Apalagi kita ketahui bahwa jemaah umroh cukup banyak dan bisa melakukan wisata religi tersebut. Untuk urang Banjar sangat mengenal tokoh-tokoh itu,” ungkap Fadjroel Rachman, yang memiliki gelar I Palattui Daeng Manrapi itu.
Diakhir, Fadjroel Rachman juga melihat potensi tersebut dapat terjalin baik karena mayoritas dari masyarakat Islam di Kazakhstan (80%) dan Kalimantan Selatan hampir sekitar (100%). Mungkin ke depan, dia meyakini dapat bekerjasama menjadi Sister City atau Kota Bersaudara antara Kazakhstan dengan Kalsel.
Fadjroel Rachman mengundang Gubernur H. Muhidin beserta masyarakat Banjar untuk bertandang ke Kazakhtan. Dirinya pun berterima kasih atas waktu yang diberikan dalam silahturahmi tersebut. (tri)