Link, Banjarbaru – Gubernur Kalsel, H. Muhidin, melalui Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kalsel, Muhammad Farhanie, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya menyelamatkan ekosistem mangrove dan mengatasi ancaman polusi plastik yang semakin mengkhawatirkan.
Hal tersebut disampaikan saat menghadiri Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup 2025 bertema “Menata Masa Depan Mangrove Indonesia: Kolaborasi Ilmu, Aksi dan Kebijakan untuk Mengakhiri Polusi Plastik”, yang digelar di Auditorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarbaru, Senin (2/6/2025).
“Diperlukan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, baik dari pemerintah daerah, sektor usaha atau swasta, serta perguruan tinggi,” sampai Gubernur Kalsel Muhidin dalam sambutan tertulisnya.
Gubernur H. Muhidin juga menyebut bahwa selain penguatan regulasi, edukasi publik menjadi kunci penting untuk mengubah perilaku masyarakat menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
“Kesadaran kolektif perlu terus dibangun agar langkah-langkah kecil dari individu bisa berkembang menjadi gerakan besar yang berdampak nyata bagi lingkungan,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur H. Muhidin turut memberikan apresiasi atas komitmen Universitas Lambung Mangkurat dalam pelestarian lingkungan, khususnya melalui pengelolaan kawasan konservasi mangrove. Serta menilai peran aktif perguruan tinggi sangat penting dalam mendorong riset, inovasi, dan aksi nyata untuk lingkungan hidup.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur H. Muhidin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mulai bertindak dari hal-hal kecil.
“Mari kita mulai mengurangi polusi plastik dari diri sendiri, kemudian merambah ke institusi tempat kita bekerja, dan akhirnya mendorong lahirnya kebijakan daerah yang lebih progresif dan ramah lingkungan. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang konsisten,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor ULM, Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, mengungkapkan bahwa ULM memiliki hutan pendidikan seluas 1.617 hektare yang menjadi ruang belajar dan konservasi bagi sivitas akademika. Kawasan ini ditanami berbagai jenis pohon, terutama spesies endemik Kalimantan Selatan, sebagai bagian dari pelestarian keanekaragaman hayati.
“Melalui kolaborasi dengan berbagai perusahaan, kami juga telah menanam kembali 1.001 pohon ulin, yang merupakan pohon khas dan bernilai tinggi di Kalimantan,” ujar Rektor Ahmad Alim
Selain itu, ULM juga membangun barak lapangan di kawasan hutan pendidikan sebagai sarana pendukung bagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan riset, pendidikan, dan konservasi lingkungan.
“ULM hadir tidak hanya sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai agen perubahan lingkungan. Kami hadir di kawasan mangrove untuk berperan aktif dalam memulihkan dan menjaga ekosistem pesisir, melalui pendekatan ilmiah dan aksi nyata,” tegasnya.
Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup RI yang diwakili Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup RI, Rasio Ridho beserta jajaran, perwakilan Forkopimda Kalsel, Menteri Lingkungan Hidup RI periode 2009–2011, Gusti Muhammad Hatta serta Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Bapak Tony Wenas beserta jajaran serta tamu undangan lainnya. (tri)