Link, Martapura – Setelah ditiadakan selama beberapa tahun akibat pandemi Covid-19, peringatan haul ke 45 KH Salim Maruf digelar di kubah almarhum, di Jalan Kertak Baru, Desa Pekauman Dalam, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Senin (18/9/2023) malam.
Peringatan haul ke 45 KH Salim Maruf dipimpin oleh salah satu cucu almarhum, yakni Guru Itqon yang mengawalinya dengan pembacaan surah yasin. Kemudian pembacaan Dalail Khairat, Ya Shaikhona Ya Saman, Salawat Kamilah, Zikir dan Doa.
Dalam manaqifnya, KH Salim Ma’ruf lahir di Kampung Keramat tahun 1913. Beliau satu satunya anak laki-laki dari 5 bersaudara yang mendapatkan pendidikan agama dari orang tuanya sendiri. Belajar membaca Alquran dengan Syech H Ali di Kampung Keramat. Memperdalam ilmu agama dengan beberapa tuan guru diantaranya, KH Kaspul Anwar Kampung Keramat, KH Abdurrahman Tunggul Irang, KH Marzuki Kampung Melayu, KH Zainal Ilmi Dalam Pagar dan H Abdul Hamid Pasayangan.
Kepada orang tua almarhum (H Maruf), KH Kaspul Anwar meminta agar anak yang bernama Salim jangan disuruh berusaha, dan disarankan hanya mengaji bersamanya, karena anak tersebut akan menjadi alim.
Almarhum tekun mempelajari ilmu agama Islam. Diantara ilmu yang menonjol dan dikuasai yakni Tafsir Alquran, ilmu Usluddin, ilmu mantik atau logika, ilmu wafaq dan lainnya.
Di usia yang masih muda, beliau diminta mengajar di langgar-langgar atau surau, disamping mengajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam atas permintaan guru beliau KH Kaspul Anwar yang kala itu memimpin ponpes tersebut.
1942 -1944 beliau ke Pontianak dengan tujuan berdagang. Masyarakat mengenal kealimannya sehingga diminta untuk mengajar oleh Sultan Sayid Abdurrahman Al Qadri di istananya.
1945 kembali ke Martapura dan bertekat mengabdi di Ponpes Darussalam untuk melaksanakan wasiat dari guru beliau KH Kaspul Anwar untuk membina dan memajukan ponpes yang saat itu dipimpin Guru Abdul Kadir Hasan (Guru Tuha).
1948 beliau pergi ke Makkah untuk melakaanakan ibadah haji. 1962 beliau bersama masyarakat Pekauman dan Kampung Keramat mendirikan Madrasah Ibtidayah bernama Miftah Darussalam yang kala itu di kedua desa tidak ada sekolah dasar, dan madrasah itu masih ada sampai sekarang.
1969 dipercaya memimpin Ponpes Darussalam sepeninggal KH Anang Syarani Arif. 1973 kondisi fisik beliau menurun, tetapi almarhum selalu memaksakan diri untuk turun ke pondok, walaupun harus dipapah oleh seorang anak almarhum.
Atas nasihat dokter agar almarhum banyak istirahat, kemudian kepemimpinan ponpes beliau serahkan kepada muridnya KH Badruddin dan KH Abdussyukur.
Ulama yang disiplin dan tegas tersebut wafat pada malam Kamis, subuh 1 Februari 1979 M, atau 2 Rabiul Awal 1400 H. Meninggalkan 1 istri dan 7 anak, terdiri dari 4 laki-laki dan 3 perempuan.
” Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa-dosanya, menempatkan beliau dalam surganya, bersama para nabi, para suhada dan orang-orang saleh, aamiin ya rabbalalamin,” doanya.
Adapun peninggalan karya tulis almarhum, kitab kumpulan doa, kitab pedoman jual beli dalam islam, kitab ilmu mantik atau logika, kitab amalan sehari hari dan kitab ilmu tajwid.
Sementara Habib Muhammad bin Umar Al Hayid, dalam tausiahnya mengajak jemaah untuk belajar mengaji kepada ulama yang tawadhu. Mendapatkan guru yang sukses dunia akhirat, zuhud, ahli ibadah dan ikhlas karena Allah SWT. (zainuddin/BBAM)