spot_img

Haul Sultan Adam Ke-167 Diperingati Sederhana

Link, Martapura – Peringatan Haul Sultan Adam Al – Watsiq Billah Ke-167 dilaksanakan secara sederhana. Dihadiri sejumlah zuriat Kesultanan Banjar dan puluhan jamaah, peringatan haul sekaligus dilaksanakannya  peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Mewakili zuriat kesultanan Banjar Guru Gt Hurmuji mengucapkan terimakasih atas kehadiran Wakil Bupati Banjar dan jemaah serta kepada semua pihak yang turut membantu suksesnya acara.

Pada kesempatan tersebut Guru Gt Hurmuji juga menceritakan kembali riwayat yang menerangkan, Sultan Adam Al Watsiq Billah bin Sultan Sulaiman Al Mutamidullah dilahirkan di Karang Anyar Kesultananan Banjar 1785 Masehi.

“Beliau merupakan putera tertua dari Sultan Sulaiman dan naik tahta pada tahun 1825 sebagai Sultan Banjar ke 12, memerintah selama 32 tahun dengan pusat pemerintahan di Keraton, Sasaran, Pasayangan Martapura,” jelas Hurmuji, di Kubah Sultan Adam Martapura, Minggu (15/9/2024) malam.

Ditambahkan, Sultan Adam merupakan Sultan Banjar yang menegakkan ajaran Ahlussunah Wal Jamaah, mengatur lahan pertanian, mendukung kegiatan belajar mengajar di bidang keagamaan, menjaga ekonomi kesultanan dari taktik dagang kerajaan Belanda dan Inggris saat itu.

Baca juga  Pendaftar PPPK Guru di Kabupaten Banjar Kurang Dari Yang Ditetapkan 

“Beliau banyak belajar ilmu kepada keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan), bahkan tidak menutup kemungkinan Sultan juga belajar kepada Datu Kalampayan, mengingat kakek dari Sultan Adam bersahabat dengan Datu Kalampayan,” ungkapnya.

Tak hanya sebagai guru, Sultan juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Datu Kalampayan. Karena sepupu dari Sultan Adam yang bernama Ratu Aminah adalah istri dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Setelah Datu Kalampayan wafat pun, Sultan  tetap berguru kepada Mufti Jamaluddin, anak dari Datu Kalampayan Martapura.

Setelah perjuangan panjang di atas tahta, dan kerena sakit keras beliau  meninggal dunia pada 13 Rabiul Awal 1274 H atau 1 November 1857 M.

Beliau meninggalkan wasiat yang menyatakan cucunya, Pangeran Hidayatullah yang menjadi penggantinya. Namun, Belanda justru mengangkat Tamjidillah II sebagai Sultan Banjar, secara sepihak. (wahyu)

BERITA LAINNYA

spot_img
spot_img

BERITA TERBARU