Link, Banjarbaru – Kualitas udara di Kota Banjarbaru, semakin mengkhawatirkan. Seiring dengan kabut asap yang menyelimuti, sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru.
Saat ini, Senin (18/9/2023) dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kualitas udara di Kota Banjarbaru telah mencapai kategori sangat tidak sehat. Kategori ini, dapat dikatakan sangat tidak sehat karena angka PM 2,5 mencapai angka 202.
“Ya benar saat ini kualitas udara di Kota Banjarbaru PM 2,5 mencapai angka 202,” ungkap Shanty Eka Septiani, Kepala Bidang Hukum dan Pengendalian Lingkungan Hidup, DLH Kota Banjarbaru.
Kualitas udara seperti ini tentunya, cukup mengkhawatirkan untuk kesehatan. Karena dapat meningkatkan resiko kesehatan, pada populasi yang terpapar, khusus masyarakat Kota Banjarbaru.
“Kami tentunya mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Banjarbaru, apabila ingin beraktivitas di luar ruangan, maka wajib memakai masker. Sedangkan untuk penderita ISPA diharapkan untuk beraktivitas di rumah saja,” jelasnya.
Saat ini pun, untuk terus memantau kualitas udara di Kota Banjarbaru, DLH Kota Banjarbaru menambah alat pengukur kualitas udara ambien. Pengukuran ini menggunakan metode, passive sampler yang disebar di beberapa titik di Kota Banjarbaru.
“Alat passive sampler yang kami pasang di beberapa titik koordinat di Kota Banjarbaru, adalah metode sederhana dalam pengukuran udara dengan parameter ukur NO2 (Nitrogen Dioksida) dan SO2 (Sulfur Dioksida),” ungkap Shanty.
Penyebaran titik passive sampler tersebut berada di kawasan perkantoran di Balai Kota Banjarbaru, kawasan pemukiman di Perumahan Kehutanan, Kelurahan Sungai Besar, Banjarbaru Selatan. Selain itu ada, di kawasan zona transportasi di depan Panti Sosial Bina Mulia Jl.A.Yani KM 27.400, Kecamatan Landasan Ulin dan kawasan Industri LIK Liang Anggang.
“Ada 4 titik yang kami berikan alat ini, dan alat ini dikirimkan langsung dari Kementrian,” tambahnya. (wahyu/BBAM)