Link, Martapura – Hingga saat ini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Banjar terjadi di 17 dari 23 wilayah kecamatan. Sementara tercatat ada 327 titik api dengan luasan lahan yang terbakar tercatat 394 hektare ditambah dua unit rumah warga.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjar Warsita diruang kerjanya mengatakan, hingga Rabu (13/9/2023) pagi, data rekapitulasi hotspot atau titik api tercatat 327 yang sudah ditangani oleh tim gabungan. Dari jumlah tersebut luasan lahan yang terbakar 394 hektare serta 2 unit rumah milik warga di Kecamatan Sungai Tabuk ikut terdampak.
“Secara detail kerugian yang diakibatkan karhutla tidak bisa dihitung, yang jelas asapnya berdampak pada lingkungan dan masyarakat. Bahkan sejumlah jadwal penerbangan harus delay. Pendeknya lebih banyak mudaratnyalah,” jelas Warsita.
Ditambahkan, karhutla yang terjadi dengan jumlah ratusan hektare tersebut terjadi di 17 kecamatan yang rawan.
“Dari jumlah itu, karhutla di 8 kecamatan sangat parah. Disinilah yang kami jadikan diprioritas penanganannya,” katanya.
Ke-6 kecamatan tersebut papar Warsita, yakni Kecamatan Martapura, Martapura Barat, Astambul, Gambut, Beruntung Baru, Mataraman, Cintapuri Darussalam dan Kecamatan Sungai Tabuk.
“Penanganan oleh tim gabungan diprioritaskan pada karhutla yang posisinya mendekati rumah atau kebun warga,” tuturnya.
Lebih jauh dikatakannya, saat ini banyak dari petani yang sudah melakukan panen terhadap tanaman padinya. Untuk itu ia mengimbau agar petani tidak membakar jerami padinya yang bisa memicu terjadinya karhutla.
“ Jangan membakar jerami padi dengan alasan kesuburan tanah, bebas hama dan biaya murah untuk jangka pendek, padahal kedepannya akan boros untuk pemeliharaannya, seperti penggunaan pupuk yang begitu banyak,” ujarnya. (zainuddin/BBAM)