spot_img

Kesenjangan Pendidikan Hingga Stunting Dipertanyakan BEM Se-Kalsel

Link, Banjarbaru – Ratusan mahasiswa dari perguruan tinggi se Banjarmasin-Banjarbaru yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- Kalimantan Selata, sambangi Kantor Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

Kedatangan mahasiswa bertujuan bertemu dengan Sahbirin Noor Gubernur Kalimantan Selatan, dengan tuntutan mengenai izin tambang, putusnya jalan nasional di Satui. Mengenai kesehatan dengan angka stunting masih tinggi, kesenjangan pendidikan.

Namun, keinginan mereka untuk bertemu Gubernur Kalsel pupus. Dikarenakan, Gubernur sedang ada agenda yang tak dapat ditinggalkan dan tidak dapat memenuhi undangan para demonstran tersebut.

“Gubernur mana!! Kami ingin memberikan tuntunan hanya dengan Gubernur,” teriak Mahasiswa demonstran.

Bentuk kekecewaan ini disampaikan Koordinator Lapangan Aksi, Satrio Ajie Bramanto mengaku kecewa tidak ditemui Gubernur Kalsel, padahal pihaknya sudah melayangkan surat, namun tak kunjung ditemui.

“Terkait tawaran untuk diskusi, kami sebelumnya melakukan konsolidasi dari itu kami bersepakat tidak ada perwakilan, kami hanya ingin berdiskusi tanpa membawa hal yang macam-macam,” tegasnya, Kamis (20/10/2022)

Mahasiswa terus menyuarakan tuntutan mereka, salah satunya adalah mengenai pendidikan di Kalsel yang dianggap mengalami kesenjangan. Terlihat dari, pendidikan yang hanya fokus di dalam kota saja.

“Pendidikan terlalu fokus dengan kota, sehingga ada kesenjangan pendidikan di Kabupaten kabupaten lain,” ungkap demonstran.

Sementara itu, Nurul Fajar Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat yang sekaligus mewakili Gubernur Kalsel untuk bertemu dan berdiskusi dengan mahasiswa. Pihaknya, langsung menghadirkan bidang-bidang yang sesuai dengan tuntutan mahasiswa.

“Kami menghadirkan sesuai dengan tuntutan mere, seperti Kepala Dinas Kesehatan, Balai Jalan Nasional, Dinas Lingkungan Hidup, dan lain-lain,” ujar Fajar.

Ia mengungkapkan, pihaknya sudah menjelaskan apa saja dari tuntutan mahasiswa itu. Seperti mengenai krisis hutan yang ada di Kalsel, pihaknya menjelaskan bahwa bentuk kerja Pemprov dalam menghadapi lahan kritis tersebut dengan membuat program revolusi hijau, dan sudah dijalankan.

“Selain itu, para mahasiswa ini pun menuntut mengenai stunting di Kalsel yang masih tinggi. Kami pun menjelaskan, penyebab kenapa Kalsel masih tinggi dalam hal stunting, dan menjadi isu utama yang harus segera diselesaikan,” jelasnya.

Tentunya, semua tuntutan para Mahasiswa tersebut diapresiasi oleh Pemprov dan akan menjadi PR untuk kedepannya. (wahyu/BBAM)

BERITA LAINNYA

spot_img

BERITA TERBARU