spot_img

KPK : Predikat WTP Bukan Berarti Bersih Korupsi

Link, Jakarta – KPK menegaskan predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada sebuat instansi bukan berarti bersih dari korupsi. Hal itu dikatakan Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan.

“Jadi gini nih kalau WTP itu ya itu enggak ada urusan dengan korupsi. Artinya dia bukan mengukur korupsi gitu,” kata Pahala, Rabu (10/7/2024) sebagaimana dilansir RRI.co.id.

Pahala menerangkan, WTP didapatkan instansi jika instansi tersebut bisa mempertanggung jawabkan anggaran yang diberikan. Namun, korupsi masih bisa terjadi apabila proses lelang dan spesifikasi barang tersebut tidak sesuai dengan nominalnya.

“Misal 100 barang ada, nah ada dokumen oke berarti ini wajar 100. Tapi, apakah 100 ini ada suap atau underspek misalnya? itu bukan diperiksa sama BPK,” kata Pahala.

Pahala menegaskan, WTP hanya memastikan angka dalam anggaran tersebut wajar atau tidak. “Tapi wajar itu tidak menunjukkan bahwa ini bersih dari korupsi,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyoroti pentingnya hasil laporan keuangan pemerintah yang meraih predikat WTP dari BPK RI. Presiden menegaskan WTP bukan sebuah prestasi, melainkan kewajiban yang harus dipenuhi untuk pengelolaan APBN yang baik dan transparan.

Baca juga  Pemprov Kalsel Terima Penghargaan WTP 2021

“WTP bukan prestasi, tapi WTP adalah kewajiban kita semuanya, kewajiban menggunakan APBN secara baik. Ini uang rakyat, ini uang negara, kita harus merasa bahwa setiap tahun ini pasti diaudit, pasti diperiksa,” kata Presiden dalam sambutannya saat menghadiri acara Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) Tahun Anggaran 2023 yang digelar di Ruang Cenderawasih, Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (8/7/2024).

Presiden juga menyampaikan apresiasi kepada BPK RI atas kontribusinya yang signifikan dalam menjaga profesionalisme terkait pemeriksaan keuangan negara. Presiden turut menggarisbawahi stabilitas ekonomi dan politik Indonesia di tengah tantangan global.

Mulai dari perang dagang dan perubahan iklim yang makin nyata. Meskipun pertumbuhan ekonomi global melambat, Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, dengan inflasi yang tetap terjaga.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden kembali menekankan perlunya aparat pemerintah untuk lebih lincah dan taktis dalam menghadapi tantangan global. Selain itu, mereka juga harus mampu memanfaatkan peluang yang ada.

BERITA LAINNYA

spot_img
spot_img

BERITA TERBARU