spot_img

Malam ke 24 Gema Maulid Hadirkan Wakil Ketua Umum PBNU Pusat

Link, Banjarmasin – Berbeda dari malam biasanya, Gema Maulid 40 Malam 1446 H yang biasanya digelar di Gedung Mahligai Pancasila pada malam ke-24 digelar di Masjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin Jumat (27/09/2024) malam.

Pada rangkaian Gema Maulid malam ke-24 tersebut, Gubernur Paman Birin mengundang Wakil Ketua Umum PBNU Pusat KH. Zulfa Mustofa selaku penceramah.

Kegiatan yang diinisiasi Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor atau Paman Birin ini dihadiri jamaah yang datang terlebih dahulu melaksanakan sholat berjamaah. Dimulai dengan pembacaan sholawat dari Grup Maulid Miftahul Mustofa, doa dari Habib Ali bin Abdullah Alaydrus dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustad H. Ahmad Bugdadi.

Dalam tausiahnya Wakil Ketua Umum PBNU KH. Zulfa Mustofa menyampaikan kekagumannya terhadap pelaksanaan Maulid Nabi yang diinisiasi oleh Paman Birin selama 40 malam berturut-turut. Menurutnya, tradisi ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang dilaksanakan secara maraton dan mencerminkan betapa besar kecintaan masyarakat Banjar terhadap Rasulullah SAW.

“Saya terkejut sekaligus kagum dengan Maulid yang diadakan selama 40 malam ini. Ini adalah wujud cinta yang luar biasa dari masyarakat Banjar terhadap Nabi Muhammad SAW. Tidak banyak daerah di Indonesia yang memiliki kegiatan seperti ini,” ujarnya

Selain itu, KH Zulfa Mustofa juga menyoroti keberuntungan masyarakat Banjar yang memiliki ulama besar seperti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, atau yang lebih dikenal sebagai Datu Kelampayan. Menurut KH. Zulfa, warisan ilmu dari Datu Kelampayan sangat berharga, termasuk karyanya yang monumental, Kitab Sabilal Muhtadin, yang namanya kini diabadikan sebagai nama Masjid Sabilal Muhtadin di Banjarmasin.

“Masyarakat Banjar sangat beruntung memiliki ulama besar seperti Datu Kelampayan. Kitab Sabilal Muhtadin yang ditulisnya menjadi pedoman dalam fiqh, dan namanya diabadikan untuk masjid ini, sebuah simbol yang mengikat ilmu dan spiritualitas,” ungkapnya.

Baca juga  Fakta Sejarah Bendera Merah Putih Yang Perlu Diketahui

KH. Zulfa menambahkan bahwa tradisi dan kecintaan terhadap ulama seperti Datu Kelampayan adalah salah satu hal yang harus terus dipertahankan oleh generasi muda Banjar. Tradisi Maulid Nabi yang dilaksanakan dengan penuh semangat ini, lanjutnya, adalah salah satu bukti nyata bahwa syiar Islam terus hidup di tengah masyarakat Banjar.

Sementara itu, Gubernur Paman Birin melalui Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Syamsir Rahman dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Kalimantan Selatan yang senantiasa menjaga tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Meskipun kita tidak pernah berjumpa dengan baginda Rasul, Insya Allah kelak kita semua umatnya mendapatkan syafaatnya,” sampainya.

Selain itu, Paman Birin juga menyampaikan pesan penting terkait pelaksanaan Pilkada di Kalimantan Selatan, di mana mengimbau masyarakat untuk menjaga suasana damai dan persatuan di tengah dinamika politik yang ada.

“Pilihan boleh berbeda, namun kedamaian dan persaudaraan harus tetap dijaga. Mari kita jadikan Pilkada sebagai ajang demokrasi yang penuh dengan kegembiraan, tanpa perpecahan,” tegasnya.

Paman Birin juga mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa memperkuat nilai-nilai keislaman dan kebersamaan di tengah berbagai tantangan.

“Dengan semangat kebersamaan dan syiar agama, Insya Allah, Kalimantan Selatan akan selalu diberkahi dan damai,” tutupnya.

Pada Gema Maulid di Masjid Sabilal Muhtadin itu dititip dengan doa dan tahlil bersama dilanjutkan dengan penyerahan Kitab Sabilal Muhtadin oleh KH. Wildan Salman mewakili Gubernur Kalsel Paman Birin kepada 10 pondok pesantren di Kalsel.

Turut hadir Pimpinan Ponpes Nurul Hijrah Jorong KH. M. Mukri Yunus, Ketua Tanfidziah PWNU Kalsel KH. Muhammad Tambrin, KH. Muhammad Rasyid Ridho, Pejabat Teras Pemprov Kalsel, dan masyarakat dari Desa Pasangan Utara Martapura. (tri)

BERITA LAINNYA

spot_img
spot_img

BERITA TERBARU