Jumat, Agustus 15, 2025
BerandaHeadlineMenuju Pandangan Hidup yang Lurus dan Benar

Menuju Pandangan Hidup yang Lurus dan Benar

Bismillahirrahmanirrahim
Hati adalah pusat kendali manusia, jika hati seseorang bersih dan baik, maka seluruh perilakunya akan baik. Sebaliknya, jika hati itu rusak, maka perilaku dan pandangan terhadap dunia juga akan rusak. Dengan kata lain; hati yang bercahaya akan membuat seseorang melihat dunia dengan kebijaksanaan, kasih sayang dan kejujuran.

SAFARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUALIS
NGAJI DIOLOG DI BERANDA LESTARI
Mencari yang Hilang Memelihara yang Terlupakan

Nukilan tulisan kali ini merupakan salah satu materi Ngaji Dialog di Beranda Lestari kediaman DR Mada Taruna sang Birokrat Spiritualis yang begitu istimewa dan Insyaallah lanjutan tulisan ini akan saya sampaikan untuk materi beberapa pekan ke depan.

Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging. jika ia baik, baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, rusak-lah seluruh tubuh. Ketahuilah itu adalah hati (HR. S. Bukhari, no 52).

Hati yang gelap akan menyebabkan seseorang menafsirkan segala sesuatu dengan prasangka, kebencian, dan keserakahan. Oleh karena itu, menjaga kebersihan hati menjadi kunci untuk memiliki pandangan hidup yang lurus dan benar. Perbaiki hati, maka perbaikan akan terpancar ke seluruh hidup mu.

Pernahkah kau lihat orang yang diberi nasihat baik tapi malah marah-marah?  Pernahkah bertemu orang yang melihat segala sesuatu dari sudut pandang buruk, penuh curiga dan kebencian?, atau sebaliknya ada orang yang meskipun disakiti tetap memetik hikmah dan kejadian itu?

Nnah, semua itu bukan tentang kata-kata yang masuk ke telinga mereka, melainkan tentang keadaan hati mereka saat menerimanya.

Dua orang bisa mendengar kalimat yang sama, tapi makna yang mereka serap bisa berbeda. kenapa? Karena mereka bukan cuma mendengar dengan telinga, mereka menerjemahkan dengan hati dan hal itu bisa bersih seperti kristal atau kotor seperti lumpur.

BACA JUGA :  Budaya Merotet di Tumpakan yang Kini Tak Mudah Didapati

Kau bisa bicara tentang kebaikan tapi kalau hati pendengarnya penuh dengan racun, dia akan melihat tipu muslihat dibalik kata-katamu. Kau bisa menegur seseorang dengan niat murni, tapi kalau hatinya gelap dia akan merasa direndahkan.

Segala sesuatu di dunia ini masuk melewati filter yang ada di dalam diri, dan filter itu adalah cermin dari isi hati. Jadi jangan heran kalau kau berusaha jujur tapi tetap disangka licik. Jangan heran kalau kau ingin membantu tapi malah dibilang ada maunya. Hal ini bukan masalah ucapanmu/tindakanmu, tapi adalah masalah cahaya atau lumpurkah yang menguasai hati mereka.

Kau bisa bicara tentang hal yang paling suci sekalipun dan tetap saja ada yang mendengarnya seperti dengungan nyamuk yang mengganggu. Sebaliknya seseorang bisa melontarkan račun dalam bentuk kata-kata dan bağı sebagian yang lain itu terdengar seperti sabda Seorang Nabi.

Dalam hal ini bukan tentang seberapa bijak atau berbobot cara yang kau ucapkan tapi tentang siapa yang mendengar manusia bukan penerima pasif. Mereka adalah penyaring, pemelintır dan pemahat makna.

Bisa saja kau menyampaikan pesan sejelas mungkin, tapi apa yang sampai ke kepala mereka adalah cerita lain. Apa yang kau katakan melewati jaring-jaring yang telah mereka tenun dari pengalaman, dendam, kepercayaan dan cahaya atau kegelapan yang menguasa hatinya.
Jadi, apapun yang kau katakan, akan ditafsirkan sesuai kadar cahaya dalam hati pendengarnya.

AFWAN
WASSALAM

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA POPULER