Minggu, September 8, 2024
BerandaHeadlineMiris, Indonesia Pengguna Rokok Elektrik Tertinggi di Dunia

Miris, Indonesia Pengguna Rokok Elektrik Tertinggi di Dunia

Link, Jakarta – Indonesia menjadi pengguna rokok elektrik tertinggi di dunia. Hal itu disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Prof Agus Dwi Susanto.

Dalam riset Statista Consumer Insights, Prof Agus menyebut, pengguna rokok elektrik di Indonesia saat ini cukup tinggi. Sekitar 25 persen masyarakat Indonesia pernah menggunakan rokok yang sering disebut vape itu.

Angka itu, katanya, jauh lebih tinggi daripada angka pengguna rokok elektrik di berbagai negara. Seperti Swiss, Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada, dan penggunanya menyasar anak remaja.

“Kita (Indonesia) menempati peringkat pertama di dunia sebagai konsumen rokok elektrik di dunia. Ini sangat miris sekali,” kata Prof Agus dalam acara Media Briefin.g: Paparan hasil kajian dan studi klinis rokok elektronik di Indonesia, secara daring, Selasa (9/1/2024) sebagaimana dikutip dari rri.co.id

Diketahui, Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 menunjukkan bahwa prevalensi perokok elektrik dewasa (>15 tahun) di Indonesia sebesar 3 persen. Angka prevalensi itu naik 10 kali lipat dalam waktu 10 tahun terakhir.

“Prevalensi rokok elektrik sangat meningkat pesat, hampir 100 kali lipat. Karna di 2011, prevalensinya hanya 0,3 persen, tahun 2018 10,9 persen prevalensi rokok elektrik, apalagi sekarang tentu lebih besar lagi,” katanya.

Baca juga  Jaga Kesehatan Jika Tidak Ingin Terserang 4 Penyakit Mematikan

Sementara itu prevalensi perokok elektrik pada remaja (10-18 tahun) tahun 2018 sebesar 10,9 persen. Angka ini meningkat hampir 10 kali lipat dalam dua tahun (2016-2018).

Ia memaparkan, hasil Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) 2016 menunjukkan prevalensi perokok elektrik sebesar 1,2 persen. Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 jumlah pengguna rokok elektrik sebesar 10,9 persen.

“Kalau pada remaja jadi 10,9 persen yang meningkat dibanding tahun 2016. Kalau dari tahun 2011 itu dari 0,3 persen menjadi 10 persen hampir 40 kali lipat kenaikannya,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak seluruh negara untuk mulai melarang penggunaan elektrik beraroma atau perasa. WHO menyatakan “langkah-langkah mendesak” diperlukan untuk mengendalikan penggunaan rokok elektrik atau vape.

“Anak-anak direkrut dan dijebak pada usia dini untuk menggunakan rokok elektrik dan mungkin kecanduan nikotin. Lebih banyak anak usia 13-15 tahun yang menggunakan vape dibandingkan orang dewasa di seluruh wilayah, dibantu dengan pemasaran yang sangat agresif,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus melansir Reuters, Kamis (14/12/2023).

BERITA TERKAIT

TERPOPULER