Bismillahirrahmannirahim
“Alquran penuh dengan ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk beramal, karena nilai iman itu ada pada amal perbuatan”
SAPARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUAL
Mencari yang Hilang, Memelihara yang Terlupakan
Alhamdulillah, kini kita Ummat Muslim telah berada di seperti waktu bulan Ramadhan. Bulan penuh berkah dan tentu saja moment sangat berharga bagi mereka yang termotivasi keinginan berbuat yang terbaik untuk negeri. Sebagaimana Islam memerintahkan kita untuk beramal, karena nilai iman itu ada pada amal perbuatan.
Kultur dan budaya di Negeri Serambi Makkah telah mengajarkan bagaimana kita berlomba untuk memberikan yang terbaik dalam mengarungi hidup dan kehidupan. Tentu saja tak lepas dari ajaran-ajaran yang telah disampaikan sekaligus dicontohkan para pendiri negeri. Termasuk dalam berkata-kata yang lebih baik.
Ajaran ini tidak terlepas dari Kitabullah Al-Qur’an sebagai panduan hidup. Sebagaimana salah satunya tertuang dalam Q.S. Al Isra 53
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba.ku hendaklah Mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar)”.
Baik yang dimaksud adalah baik dalam memilih kata. kata, baik dalam kandungan kata-katanya, baik dalam menyampaikannya
Ada sebuah syair menyebutkan “Ambillah yang baik, yang tidak baik tinggalkanlah. (Ambillah sesuatu yang Positif dan tinggalkan hal yang negatif)
Kalimat-kalimat suci tersebut sungguh acapkali terdengar dan didengarkan oleh ratusan para pemilik katalognya. Namun tak jarang pula ajaran-ajaran itu hanya sebatas pengetahuan belaka baik bagi sebagian jamaahnya maupun bagi pemegang katalog.
Ini realita dan nyaris setiap hari itu semua bisa didapati. Perkataan dalam sebuah perdebatan politik, birokrasi maupun perdebatan-perdebatan hukum. Ujung-ujungnya bukan solusi (kebenaran) yang didapat tetapi lebih mencari menang atau kalah!
Pada gilirannya, yang “menang” pun jumawa. Sementara pihak yang “kalah” berupaya mencari jalan untuk membalas kekalahannya. Kampanye hitam, gugat menggugat hingga menggelar aksi domentrasi dengan teriakan-teriakan bernada kemarahan adalah buah dari itu semua.
Ironis kan, karena semua itu sangat bertentangan dengan kultur, budaya Serambi Makkah dan agama Islam. Sebagaimana Allah dalam Q.S Annisa 86 berfirman:
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya. Atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”.
Kawan-kawan semua, perlu saya ingatkan kembali di bulan suci ini sekaligus masa-masa pesta demokrasi lima tahunan. Sungguh ini moment bagi kita semua untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Dibeberapa tulisan terdahulu saya menyinggung jika pesta demokrasi kita yang disebut pemilu merupakan ajang pembuktian sekaligus pertaruhan iman. Mari jangan kita lewatkan momen emas ini untuk memberikan yang terbaik bagi negeri sebagaimana ajaran para pendiri dan pelihara negeri Serambi Makkah ini.
Afwan
Wassalam