spot_img

Paman Birin Distribusikan PMT ke 13 Kabupaten/Kota

Link, Banjarmasin – Upaya menurunkan angka stunting di Banua, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mendistribusikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). PMT ini berupa pemberian telur untuk, anak usia 6 – 23 bulan ke-13 Kabupaten/Kota se-Kalsel ini.

Ada 14 truk telur ayam, yang disalurkan untuk 13 Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan. Telur ayam ini sebagai makanan tambahan protein hewani untuk balita stunting, dan berat badan kurang (underweight). 

Target sasaran PMT protein hewani berupa 14 truk telur ini, diperuntukkan bagi 5.675 orang (28.375 kg) dan balita underweight sebanyak 6.182 orang (30.910 kg).

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang langsung melepas iring-iringan truk tersebut, menyampaikan apresiasi kepada seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Kalsel beserta mitra kerja Pemerintah Provinsi, yang berkolaborasi terus untuk
mengimplementasikan berbagai macam intervensi, agar angka stunting dapat diturunkan, khususnya melalui PMT ini.

Melalui intervensi kegiatan PMT ujarnya, diharapkan mampu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asupan
makanan bergizi anak-anak, sehingga Provinsi Kalsel dapat memiliki anak-anak yang tangguh, kuat, cerdas dan bebas stunting.

Diingatkan Paman Birin, pembangunan sumber daya manusia berkualitas adalah amanat prioritas pembangunan nasional dan tertuang dalam program prioritas Kalsel.

Pembangunan manusia yang berkualitas ujarnya lagi, tidak akan tercapai jika anak-anak mengalami status gizi stunting dan berat badan kurang. PAM protein hewani ini, merupakan salah satu strategi penanganan masalah gizi pada balita.

Kegiatan PMT ini perlu disertai dengan edukasi gizi dan kesehatan untuk perubahan perilaku masyarakat, misalnya dengan dukungan pemberian ASI, edukasi dan konseling pemberian makan, kebersihan serta sanitasi untuk keluarga.

“Dengan jumlah sasaran lebih dari 11 ribu balita di 13 kabupaten/kota, saya ingin agar pada saat pemberian makanan tambahan, dilakukan
monitoring agar upaya yang dilakukan tepat sasaran,” pesan Paman Birin.

Paman Birin juga mengingatkan, agar kemudian dilakukan evaluasi sejauh mana pemberian makanan tambahan ini efektif dalam menurunkan dan mencegah prevalensi stunting.

Selain itu, Ia berharap Kalsel harus mampu mencapai target penurunan stunting tahun 2023 yang ditetapkan yakni 18,1 persen. Apabila itu tercapai, kedepan tentunya tidak ingin lagi menjadi provinsi dengan penyumbang angka stunting tertinggi di Indonesia.

“Dengan pemberian tambahan makanan, gizi balita khususnya asupan protein dapat terpenuhi sehingga masalah balita stunting dan berat badan kurang dapat teratasi,” harap Paman.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel dr Diauddin M.Kes mengatakan, pemberian makanan tambahan protein hewani ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/1928/2022 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Stunting, dan Peraturan Gubernur Kalsel Nomor 03 Tahun 2022 Tentang Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting.

Dikatakan Kadinkes, salah satu program pemerintah dalam penurunan balita stunting adalah meningkatkan asupan protein hewani dan telur sebagai salah satu pangan hewani merupakan salah satu makanan penunjang pertumbuhan yang sangat baik.

Pemberian telur sebagai makanan tambahan pada balita stunting dapat menjadi alternatif untuk menurunkan angka stunting. Sedangkan pemberian kepada balita under weight dapat sebagai upaya pencegahan stunting. (tri)

BERITA LAINNYA

spot_img
spot_img

BERITA TERBARU