Link, Banjarbaru – Tindak pelecehan seksual di Kota Banjarbaru terhadap anak dibawah umur masih saja terjadi. Ironis mengingat Kota Banjarbaru sendiri berstatus sebagai Kota Ramah Anak.
Ibu Kota Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru nampaknya kurang aman ditempati bagi anak-anak. Salah satu indikasinya hingga tahun 2023 kasus pelecehan terhadap anak di Banjarbaru masih saja terjadi berulang kali.
Kepala Seksi (Kasi) Tindak Pidana Umum (Pidum) Kejari Banjarbaru, Ganes Adi Kusuma mengatakan, saat ini pihaknya tengah menangani dua kasus pelecehan terhadap anak dibawah umur.
“Kejadian pertema ada pada anak perempuan yang masih berstatus SMP dan baru beberapa hari kami terima Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan SPDP, anak itu dilecehkan oleh gurunya sendiri,” ungkapnya 12 Mei 2023.
Kronologis kejadiannya beber Ganes, bermula pada saat lebaran Idul Fitri muridnya bersilaturahmi kepada gurunya. Sesampainya di rumah gurunya, korban ternyata datang sendirian. Teman-temannya tidak ada yang datang.
“Karena teman-temannya tidak datang, korban dan guru cuma berdua saja. Lalu si guru tersebut mengajak masuk ke dalam rumahnya. Nah dimomen itulah murid itu dilecehkan,” jelasnya.
Kemudian kasus yang kedua lebih parah ungkap Ganes. Dimana murid lalaki yang duduk di bangku SD ini dilecehkan oleh petugas keliling service AC.
“Kronologi kejadian itu bermula pada saat pembelajaran agama disekolahnya. Dikarenakan anak tersebut beragama Kristen, maka tidak ikut pembelajaran dan hanya berada dalam kelas,” ungkapnya.
Di kesempatan itulah, si anak disamperi pelaku. Sesaat kemudian disitulah si anak dilecehkan oleh pelaku.
“Parahnya tidak hanya dipegang pegang pelaku, tetapi lebih dari itu,” terangnya.
Akibat kasus yang saat ini terjadi di Banjarbaru Ganes meminta dengan tegas kepada pemerintah daerah untuk melakukan tindakan dalam pencegahan kejadian serupa.
“Nantinya, Kota sendiri yang malu dengan gelar kota ini. Karena daerah inikan sudah disebut Kota Pendidikan lalu juga baru-baru tadi jadi Kota Ramah Anak, nah dengan kejadian yang ada berarti belum sepenuhnya aman di kota kita ini,” akhirnya. (oetaya/BBAM)