Link, Banjarbaru – Tablig Akbar bersama Ustazd Abdul Somad (UAS) persembahan Yayasan Abdul Azis Halaby telah usai tadi malam (Jumat, 6/9), namun materi tausiahnya akan tetap menjadi rujukan bagi para pengikutnya. Salah satunya soal pemimpin perempuan.
Menurut UAS, pemimpin yang baik itu adalah yang peduli terhadap orang-orang yang selama ini tidak mendapatkan perhatian, misalnya kepedulian terhadap para penggali kubur, pemandi jenazah, para guru mengaji, dan beasiswa untuk anak-anak penghafal Al-Qur’an.
“Ada orang yang bisa kekal abadi, siapa? Dia adalah orang yang menggunakan jabatan kekuasaan untuk menolong agama Allah. Enggak perlu ceramah, Bupati /Walikota enggak perlu usaha panjang-panjang. Cukup dengan tanda tangannya, pembangunan masjid selesai, pondok pesantren selesai, panti jompo semua orang-orang tua kita, anak yatim selesai ,” jelasnya.
Pertanyaannya bagaimana dengan pemimpin perempuan, UAS pun menjelaskan sesua hadist tentang pemimpin perempuan. “Tidak akan menang suatu kaum kalau dipimpin perempuan”.
“Hadisnya shahih, nggak salah hadistnya. Kesalahannya, pemahaman kamu tentang hadisnya yang enggak tahu,” katanya.
Hadis itu papar UAS, ceritanya ada Raja Persia bernama Kisra, punya anak perempuan masih kecil nama anaknya Buran. Kisra mati, Persia memakai sistem monarki. Kisra mati, anaknya yang perempuan dan masih kecil dilantik menjadi raja. Kemudian berita itu sampai ke Nabi di Madinah.
“Apa kata Nabi? Persian tidak akan menang melawan Romawi karena dipimpin anak kecil yang tidak punya keahlian politik. Jadi hadist itu terkait tentang Persia yang mengangkat anak perempuan yang masih kecil memimpin kerajaan,”
“Maka hadis itu kontekstual pada saat zaman itu,” katanya.
Dijelaskan UAS, umat Islam, ulama mengambil dalil tidak boleh menjadi pemimpin, Amirul Mukminin, Kholifah itu seorang perempuan.
“Berdiri hilafah perempuan tidak boleh jadi khalifah. Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali, mereka adalah khalifah. Adapun jabatan yang terbatas dijabat oleh perempuan. Mana contohnya? Ummu Shifah, diangkat Umar bin Khattab menjadi pengawas pasar kota Madinah di wilayah Hisbah,” paparnya.
Mengapa? Karena perempuan lebih teliti perempuan lebih detail perempuan mana buktinya perempuan.
Setelah panjang lebar menjelaskan hadist tersebut, UAS pun mendoakan, jika nanti Lisa Halaby – Wartono menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota agar mendirikan Islami Center di Kota Banjarbaru.
“Apakah Ibu Lisa sanggup jika menjadi Wali Kota Banjarbaru mendirikan gedung Islamic Center?,” tanya UAS di sela tausiahnya.
“In sya Allah, sanggup Ustadz,” jawab Lisa Halaby.
UAS juga menegaskan secara langsung jika nanti Lisa – Wartono menjadi Wali Kota dan Wali Kota Banjarbaru berjanji akan peduli terhadap kesejahteraan para penggali kubur, pemandi jenazah, dan anak-anak penghafal Al-Quran.
“Carilah pemimpin yang seperti itu. Adil, amanah, dan shalih juga peduli terhadap mereka. Dan, Ibu Lisa Halaby telah melakukan itu,” ujar UAS di hadapan ribuan jamaah. (wahyu)