Jumat, Juni 20, 2025
BerandaHeadlinePemprov Kalsel Kecewakan Komisi IX DPR RI

Pemprov Kalsel Kecewakan Komisi IX DPR RI

Link, Banjarbaru – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesian (DPR-RI) kecewa dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan.

Wakil Ketua Komisi IX Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh. MA mengaku kecewa dengan pelayanan yang diberikan Pemprov Kalsel saat mereka melakukan reses di Kalsel.

“Kekecewaan yang kami rasakan ini bukan tanpa alasan. Karena pada saat mereka kami melakukan kunjungan kerja atau reses di daerah ini, sambutan yang diberikan pihak Pemerintah Provinsi dinilainya tidak maksimal. Karena pada saat kunjungan hari ini yang menerima bukan Gubernur atau Wakil Gubernur,” ujar Nihayatul Wafiroh, kepada awak media, Selasa 11 Oktober 2022.

Padahal ujarnya lebih lanjut, sesuai dengan Undang-undang seharusnya standarisasi harusnya yang menerima kami adalah Gubernur atau Wakil Gubernur.

“Karena mereka lah yang bisa mengambil kebijakan langusng,” ungkap politiki PKB ini usai kegiatan rapat di Kantor Setda Provinsi Kalsel, tepatnya pada ruangan Aberani Sulaiman Selasa 11 Oktober 2022.

Meski demikian beber Nihayatul kegiatan reses  tersebut tetap harus dijalankan. Karena pada kunjungan kali ini mereka berharap bisa mendapatkan include yang banyak terutama pada bidang kesehatan, ketenaga kerjaan dan kependudukan sesuai dengan arah kinerja dari Komisi IX.

BACA JUGA :  Hari Keempat Gema Maulid, Diisi Guru Mahmud Dari Kaltim

“Ya walaupun yang menerima kali hanya asisten dan tidak standar tetap harus dilaksanakan, ini masalah yang pertama,” bebernya.

Tidak hanya itu kata Politisi asal Partai PKB ini masalah selanjutnya ada pada kinerja Pemerintah Provinsi Kalsel, terutama pada bidang kesehatan.

“Dari data kami terima, stunting di Kalimantan Selatan Masih tinggi dan ini di atas nasional, padahal kita punya mimpi Stunting ini turun pada tahun 2024 hingga 13%,” lanjutnya.

Lalu selanjutnya sebutnya masalah di Kalsel ada pada angka kematian ibu dan kelahiran anak dari data yang ada saat ini kematian mencapai 28 orang per 100.000 kelahiran.

“Ini terjadi karena adanya faktor pernikahan hingga menimbulkan angka kematian yang tinggi, kalau ada pernikahan dini biasanya ada dispensasi dari pengadilan inilah menjadi masalah,” bebernya.

Tak hanya itu bebernya lebih lanjut, capaian vaksin jika dibandingkan dengan daerah lain angka penyaluran vaksin pertama di Kalsel ini masih rendah.

“Capaian vaksin dosis I Kalsel hanya 86 % ,padahal daerah lain capaiannya mencapai 90 %,” jelasnya. (oetaya/BBAM)

BERITA TERKAIT
spot_img

BERITA POPULER