spot_img

Paman Birin Peringati 160 Tahun Wafat Pangeran Antasari

Link, Banjarmasin – Peringati 160 tahun wafatnya Pahlawan Nasional Pangeran Antasari, Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor memimpin langsung upacara peringatan dan melakukan ziarah tabur bunga. Upacara yang dilaksanakan tepat di depan Makam Pangeran Antasari di Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin pada Selasa (11/10).

Upacara berlangsung khusyuk dan dihadiri sejumlah kalangan, mulai dari Sekda, Forkopimda, sejumlah Kepala SKPD, sejumlah anggota TNI/Polri hingga pelajar. Paman Birin selaku pembina upacara, membacakan kembali tujuh pesan yang pernah disampaikan langsung oleh Pangeran Antasari.

Salah satu pesan tersebut diantaranya, adalah pesan yang hingga saat ini masih diingat oleh masyarakat Kalimantan Selatan, yaitu “Haram manyarah, waja sampai kaputing”, yang berarti, haram hukumnya untuk menyerah kepada musuh .

Usai upacara dan tabur bunga, Paman Birin menyampaikan harapannya untuk generasi masa kini agar jangan melupakan sejarah perjuangan pahlawan dan orang-orang tua di masa lalu.

“Jangan pernah melupakan sejarah. Ada orang-orang tua dan pahlawan-pahlawan kita yang duduknya lebih dahulu daripada kita. Itu adalah sebuah pembelajaran besar bagi kita generasi hari ini. Harapan kita dapat menjadi contoh buat kehidupan,” sampainya.

Baca juga  Paman Birin Turun Langsung Untuk Serap Aspirasi Masyarakat

Dirinya juga menyampaikan bahwa nilai perjuangan dan semangat para pahlawan harus dimiliki oleh setiap anak bangsa.

“Nilai yang bisa kita petik dari pahlawan tentunya adalah nilai perjuangan, yang tidak lekang oleh panas dan hujan. Semangatnya selalu membara untuk tanah air, banua dan rakyat. Semangat ini yang harus dimiliki oleh setiap anak bangsa,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan upacara ini, dibacakan riwayat singkat Pangeran Antasari yang merupakan Pahlawan Nasional dari tanah Borneo ini. Pahlawan Nasional yang semasa mudanya dikenal dengan nama Gusti Inu Kartapati ini lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar pada tahun 1797.

Pangeran Antasari dinobatkan sebagai Sultan Banjar pada 14 Maret 1862 dan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin_ dan menjadi pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar, menggantikan Sultan Hidayatullah yang diasingkan ke Cianjur.

Dirinya wafat pada tanggal 11 Oktober 1862 di Bayan Begok, Hindia Belanda dan dikuburkan disana. Jenazahnya kemudian dipindahkan pada tahun 1958 ke Makam Pahlawan Nasional di Jalan Malkon Temon, Banjarmasin. (why)

BERITA LAINNYA

spot_img
spot_img

BERITA TERBARU