Kamis, Juni 26, 2025
BerandaHeadlinePimpinan Dewan Instruksikan Rapat Gabungan Terkait Puskesmas Aluh Aluh

Pimpinan Dewan Instruksikan Rapat Gabungan Terkait Puskesmas Aluh Aluh

Link, Martapura – Terkait kondisi bangunan belakang Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Aluh Aluh, Jalan Inpres, Kecamatan Aluh Aluh, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Banjar Irwan Bora instruksikan Komisi III dan IV DPRD segera gelar rapat gabungan.

Perihal tersebut diungkapkan Politisi Gerindra usai mendapat kabar bahwa bangunan UPTD Puskesmas Aluh Aluh yang difungsikan sebagai ruang rawat inap dikabarkan tiba-tiba ambruk.

“Saya sangat terkejut setelah membaca berita Puskesmas Aluh Aluh tiba-tiba ambruk di tengah gencarnya peperangan Iran – Israel. Apakah ini dampak dari perang Iran – Israel yang saling mengirimkan roket bertenaga nuklir, sehingga tiba-tiba bangun Puskesmas Aluh Aluh roboh,” ujarnya pada Selasa (24/6/2025).

Selaku Koordinator Komisi III DPRD, Irwan Bora menyarankan agar Komisi III dan Komisi IV DPRD agar menggelar rapat gabungan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar untuk mempertahankan kejelasan status Sertifikat Laik Fungsi (SLF) UPTD Puskesmas Aluh Aluh.

“Karena tempo hari ini bangunan Puskesmas Martapura 2 juga terancam ambruk, apakah ini imbas perang Iran – Israel sehingga tiba-tiba bangun Puskesmas Aluh Aluh juga terancam ambruk. Mudah-mudahan Dinkes dapat dengan segera menyikapi dan mengambil langkah terkait permasalahan ini,” katanya.

BACA JUGA :  Hadiri Pelantikan DPD, DPC APDESI Kabupaten Banjar Dilepas Bupati

Dengan digelarnya rapat gabungan, lanjut Irwan Bora, sehingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar dapat mencegah kejadian serupa kembali terulang, dan semakin kritis, selektif dalam mengawasi pembangunan infrastruktur di Kabupaten Banjar.

“Apalagi kalau sampai menimbulkan korban jiwa, tentu hal ini sangat membahayakan. Kita menginginkan agar Aparat Penegak Hukum (APH) juga segera turun kelapangan untuk menelisik penyebab kerusakan bangunan tersebut. Pokoknya harus kita evaluasi, khususnya terkait kelayakan konstruksinya,” tegasnya.

Sebab, papar Irwan Bora lebih jauh, sebelum terjadi keretakan bangunan hingga plafonnya ambruk, tentu tanda-tanda keretakan sudah muncul.

“Kalau dibangun pada 2009 artinya belum terlalu lama, kok… tiba-tiba terjadi keretakan dan plafonnya ambruk, bahkan tidak dilakukan antisipasi. Kita juga tahu geografis disana, karena itu akan kita pertanyakan kepada kawan-kawan yang membidangi teknisinya, apakah memahami konstruksi di wilayah tanah gambut,” tutupnya. (zai/klik)

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img

BERITA POPULER