Link, Martapura – Hujatan dan protes dari berbagai lapisan masyarakat kian gencar dilontarkan terkait goyangan Bara Bara Bere Bere pada saat penutupan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XLV Li Syi’Aril Islam tingkat Kabupaten Banjar, di Kecamatan Mataraman, Rabu (16 Juni 2022) malam.
Salah satu tokoh masyarakat dan pemuka agama Guru Noval Tunggul Hirang pun angkat bicara.
“Kami atas nama pribadi atau katakanlah tokoh masyarakat sangat menyayangkan kejadia itu. Apa yang terjadi di acara penutupan MTQ di Mataraman itu sangat mencoreng nama Kabupaten Banjar sebagai Kota Serambi Makkah, Kota Santri dan Kota Wali,” ujarnya dengan nada berat kepada awak media, Kamis, 16 Juni 2022 siang.
Lebih lanjut, ulama yang dikenal memiliki banyak murid ini pun dengan nada murung menegaskan, kejadian tersebut sangat tidak enak. Terlepas apakah itu diatur sebagai acara atau di luar acara kegiatan, itu sudah tidak sesuai,” katanya.
Ke depan saran saya ujarnya lebih lanjut, jangan ada lagi acara hiburan atau music khususnya untuk acara-acara MTQ.
“Cukup inti-intinya saja. Pembukaan ya isinya sambutan. Dilanjutkan acara inti dan ditutup dengan pembagian hadiah,” tegasnya.
Di bagian lain, lama-laman sosial media beberapa jam belakangan ini selain diramaikan dengan share ucapan permintaan maaf dari panitia dan klarifikasi dari Camat Mataraman, Kabupaten Banjar, kalimat-kalimat protes dan hujatan masih mendominas.
Seperti diberitakan sebelumnya, panggung penutupan MTQ XLV Li Syi’Aril Islam tingkat Kabupaten Banjar, di Kecamatan Mataraman, Rabu (16 Juni 2022) malam, mendadak jadi tempat hiburan dengan lagu remix Bara Bara Bere Bere. Hebatnya lagi semua yang hadir di malam penutupan acara yang syarat dengan budaya Islami tersebut ikut bergoyang dan berjingkrak-jingkrak.(spy)