Link, Martapura – Luasan lahan di Kabupaten Banjar yang terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Tahun 2024 ini cukup mengejutkan. Betapa tidak, dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar teeridentifikasi 204,389 hektare terdampak karhutla.
Data tersebut terhitung sejak ditetapkan berstatus Siaga Darurat Bencana Karhutla pada 25 Juli lalu. Atau selama dalam kurun waktu empat bulan dari 18 September hingga 30 Oktober 2024 ratusan ribu hectare lahan terdampak karhutla.
Sebanding itu, total titik hotspot yang sebelumnya hanya terbaca sebanyak 266 titik hotspot dari 25 Juli hingga 18 September lalu, di penghujung Kabupaten Banjar berstatus siaga darurat bencana, yakni pada 30 Oktober 2024 hari ini sudah terbaca sebanyak 572 titik hotspot.
Teranyar, kasus karhutla kembali terjadi di Desa Paku Alam, Kecamatan Sungai Tabuk hingga menghanguskan lahan pertanian dan perkebunan milik Akhmad Yasin.
Meski tanaman padi milik Yasin sudah dipanen. Namun, Yasin terpaksa pasrah ketika si jago merah melahap sebagian tanaman pohon pisang, rambutan, dan pohon jeruk miliknya.
“Alhamdulillah, kalau padi sudah dipanen, tapi tanaman lainnya ikut terbakar, padahal sudah ada yang berbunga,” tutur Yasin pada Rabu (30/10/2024).
Di lokasi kejadian, tim gabungan BPBD Kabupaten Banjar bersama relawan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) sempat kewalahan melakukan upaya pemadaman api yang membakar vegetasi semak belukar, sisa batang padi, dan tanaman perkebunan tersebut dikarenakan api dengan cepat menjalar ke segala arah, ditambah jarak sumber air cukup jauh.
Beruntung, tim gabungan yang dibagi menjadi dua regu dapat dengan cepat memblokade api yang menyebar hingga menghanguskan lahan seluas 2 hektare tersebut.
“Kita cukup kesulitan untuk mendapatkan air, karena jarak sungai cukup jauh. Beruntung, teman-teman di belakang dengan cepat dan cekatan mengambil air dari sungai,” kata salah satu personel BPBD Kabupaten Banjar Ujang usai berhasil melakukan pemadaman yang berlangsung selama dua jam. (zainuddin/BBAM)