Link, Martapura – Revitalisasi proyek Penataan Kawasan Sekumpul Tahap 1 yang belakangan ini mendapat kritikan tajam dari berbagai pihak, diklarifikasi Pemkab Banjar.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar, Ikhwansyah, menjelaskan bahwa proyek Penataan Kawasan Sekumpul masih menjadi tanggung jawab Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Selatan.
“Saat ini masih tahap pemeliharaan kontraktor hingga September 2022 mendatang. Sebagai upaya pengawasan, Pemkab Banjar pun selalu melaporkan ke Balai, terkait apa saja yang mengalami kerusakan pada proyek tersebut. Baik melalui WhatsApp maupun laporan tertulis,” katanya.
Berdasarkan pemantauan di lapangan, lanjut Ikhwansyah, aktivitas untuk melakukan pemeliharaan masih tidak terlihat, sehingga pada 6 Juni 2022 kemarin dilakukan rapat.
“Terkait pengelolaan Penataan Kawasan Sekumpul nantinya akan diserahkan ke Pemkab Banjar, setelah masa pemeliharaan berakhir. Tetapi, sebelum menerima hibah ini, kita pastikan dulu apakah perbaikan sudah dilakukan. Kalau masih ada kerusakan, kita tahan dulu hibah tersebut,” pungkasnya
Seperti diketahui, dalam dua hari ini Proyek Revitalisasi Penataan Kawasan Sekumpul Tahap 1 yang melingkupi Jalan Lingkungan, Gerbang Kawasan Pedestrian, Drainase, dan Street Furniture, serta Pekerjaan Ruang Terbuka Publik dengan nilai kontrak Rp32,12 Miliar/2021, banjir kritikan.
Viral kritikan datang dari aktivitas Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Memperdulikan Sungai (LSM Mamfus), Anang Rosadi, yang menyuarakan melalui siaran langsung di jejaring media sosial Facebook miliknya pada tiga hari yang lalu dengan 111 komentar dan 67 kali dibagikan saat melakukan review hasil pengerjaan proyek Penataan Kawasan Sekumpul.
Anang Rosadi antara lain mempertanyakan pengerjaan pemasangan bagian tactile paving alias jalur pemandu tunanetra pada kanan dan kiri jalan yang kondisinya sudah mulai terlepas, dan banyak yang hilang. Bahkan ia juga mempertanyakan paving block yang bergelombang, tidak simetris, tanpa disemen.
Dikonfirmasi melalui via telepon, Anang Rosadi mengaku kecewa atas pengerjaan yang telah dilakukan pihak kontraktor.
“Pengerjaan Penataan Kawasan Sekumpul dengan tiga tahap ini kan menggunakan biaya yang sangat mahal, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yakni sekitar sebesar Rp250 Miliar,” ujarnya, Selasa (7/6/2022).
Kritikan tajam juga dilontarkan Ketua DPRD Banjar HM Rofiqi. Melalui rekaman suara, Rofiqi mengaku sangat prihatin dengan kualitas pekerjaan yang menggunakan dana APBN TA 2021 sebesar Rp30 Miliar lebih tersebut, hasilnya tidak maksimal.
“Saya garis bawahi bahwa pembangunan yang ketika konsepnya itu untuk kepentingan oligarki, maka hasilnya tidak akan pernah maksimal. Beruntunglah masyarakat sekarang kritis. Pun saya sangat berterimakasih dengan adanya video viral tentang proyek Sekumpul beberapa hari ini,” ujar Rofiki yang baru saja didapuk sebagai Ketua KONI Kabupaten Banjar ini, Selasa 7 Juni 2022.(spy)