Minggu, November 23, 2025
Google search engine
BerandaGaya HidupLinkLifeStyleSejarah dan Makna Lomba Panjat Pinang di Indonesia

Sejarah dan Makna Lomba Panjat Pinang di Indonesia

Link, Banjarbaru – Panjat pinang menjadi salah satu lomba paling ditunggu setiap perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia. Lomba ini selalu menghadirkan keceriaan sekaligus semangat gotong royong di tengah masyarakat. Namun di balik keseruannya, panjat pinang memiliki sejarah panjang dan makna yang mendalam dalam perjalanan bangsa Indonesia.

Menurut buku Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal karya Fandy Hutari, panjat pinang sebenarnya berasal dari budaya Tionghoa kuno. Permainan ini dikenal dengan nama Qiang Gu dan telah ada sejak masa Dinasti Ming. Awalnya, panjat pinang dilakukan dalam rangkaian Festival Hantu, sebuah tradisi untuk menghormati arwah leluhur.

Permainan ini kemudian masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1930. Pada masa itu, panjat pinang bukanlah lomba rakyat seperti sekarang, melainkan hiburan bagi kalangan kolonial Belanda. Orang-orang pribumi dipaksa memanjat batang pinang yang telah dilumuri minyak sambil disaksikan oleh para penjajah yang tertawa melihat kesulitan mereka.

Hadiah yang diperebutkan pun bukan hadiah biasa. Dalam catatan sejarah, hadiah panjat pinang di masa kolonial berupa makanan mewah seperti keju, gula, dan pakaian mahal — barang yang sangat bernilai bagi rakyat pribumi saat itu. Sementara orang Belanda menikmati tontonan tersebut, bagi rakyat Indonesia lomba itu mencerminkan ketimpangan sosial dan penjajahan yang menindas.

Namun, seiring berjalannya waktu, makna panjat pinang berubah. Setelah Indonesia merdeka, masyarakat mengadopsi permainan ini sebagai simbol perjuangan dan kebersamaan. Pohon pinang yang licin menggambarkan perjuangan berat menuju kemerdekaan, sementara hadiah di puncak pohon menjadi lambang hasil kemerdekaan yang harus diraih bersama dengan semangat kerja sama.

Dalam lomba panjat pinang, peserta harus saling menopang agar rekan mereka bisa mencapai puncak. Nilai ini mengajarkan pentingnya gotong royong, solidaritas, dan kesetaraan. Setelah hadiah diraih, hasilnya dibagi rata kepada seluruh peserta — simbol dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kini, panjat pinang bukan sekadar perlombaan, melainkan bagian dari warisan budaya bangsa yang mencerminkan semangat juang, persatuan, dan kerja sama. Lomba ini terus dilestarikan setiap tahun sebagai wujud penghormatan terhadap perjuangan rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan dan menjaga kebersamaan dalam kehidupan berbangsa.

BERITA TERKAIT

BERITA TERBARU