Minggu, Maret 9, 2025
BerandaHeadlineSoal Pengelolaan Sampah, DPRD Banjar Nilai Dinas PUPRP Tak Jeli

Soal Pengelolaan Sampah, DPRD Banjar Nilai Dinas PUPRP Tak Jeli

Link, Martapura – Amburadulnya pengelolaan sampah di Kabupaten Banjar dinilai tidak terlepas dari ketidakjeliannya Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar dalam menyusun program skala prioritas. Sementara pengelolaan sampah menjadi salah satu program Pasangan Bupati Saidi Masur dan Wabup Sayyid Idrus Al Habsyi periode 2021-2024,

Komisi III DPRD nilai Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar kurang jeli menyusun program skala prioritas hingga kegiatan normalisasi sungai kecil di Kabupaten Banjar tidak teranggarkan.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Banjar H Abdul Razak usai gelaran Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama stakeholder terkait, tak terkecuali Dinas PUPRP Kabupaten Banjar dalam upaya menanggulangi permasalahan sampah di Kali Mati, Kelurahan Murung Keraton, Kecamatan Martapura dan Sungai kecil Jalan Pemurus, Kelurahan Kertak Hanyar I, Kecamatan Kertak Hanyar.

“Kita paham terkait skala prioritas berdasarkan kebutuhan. Mereka harusnya jeli dalam membuat perencanaan sehingga kegiatan normalisasi sungai bisa teranggarkan,” katanya.

Kendati demikian, papar Politisi Golkar ini lebih jauh, Dinas PUPRP Kabupaten Banjar masih dapat melakukan kegiatan normalisasi, karena masih memiliki anggaran untuk kegiatan Operasional dan Pemeliharaan (OP).

“Tap kan dengan besaran anggaran tersebut tidak mungkin dapat melakukan normalisasi semua sungai,” ujarnya.

Menanggapi perihal tersebut, Kepala Dinas PUPRP Kabupaten Banjar Anna Rosida Santi pun mengakui, bahwa tidak ada anggaran atau program khusus untuk kegiatan normalisasi sungai. Melainkan hanya dilakukan melalui anggaran OP.

“Untuk normalisasi Kali Mati memang program secara khusus tidak ada. Kita hanya melaksanakan kegiatan rutin melalui anggaran OP, seperti kemarin kita sudah melaksanakan kegiatan aksi bersih-bersih bersama stakeholder terkait di Kali Mati,” ucapnya.

Anna juga mengakui, kegiatan normalisasi secara manual di Kali Mati tidak akan maksimal, sebab hanya mampu menangani sampah di permukaan Kali Mati saja, sementara sedimentasinya tidak tersentuh akibat bangunan rumah warga yang berdiri di bantaran Kali Mati hingga di atas aliran anak Sungai Martapura tersebut.

“Kalau kita mengangkat sedimentasinya menggunakan alat berat, tentu akan berhadapan dengan bangunan dan rumah milik warga, ditambah alat berat tidak bisa melakukan manuver. Karena itu hanya melakukan secara manual,” tutupnya. (zainuddin/BBAM)

BERITA TERKAIT
spot_img
- Advertisment -spot_img

BERITA POPULER