Bismillahirrahmannirahim
Di zaman fitnah sekarang ini, utamanya bagi kita orang lapangan suara-suara sumbang hampir memenuhi ruang informasi yang ada. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Terlebih saat ini kita tengah berada di masa pemilihan kepala daerah serentak yang harus disikapi dengan lapang dada.
Safariyansyah, Budayawan Spiritual
Mencari yang Hilang Memelihara yang Terlupakan
Manusia dianugerahi dengan indera. Diantaranya mata untuk melihat, hidung untuk mencium dan telinga untuk mendengar keindahan.
Melalui indera yang dianugerahkan Sang Pencipta kita bisa mendapat suguhan nikmat keindahan. Banyak nikmat yang ada dan terasa, utamanya bagi mereka yang melaksanakannya. Sebaliknya, dari indera itu juga dapat menumbuhkan sikap-sikap tak terpuji hingga lupa kepada Allah
Di masa Pilkada serentak 2024 ini, utamanya bagi kita orang lapangan suara-suara sumbang hampir memenuhi ruang informasi yang ada. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Bandingkan dengan suara-suara indah yang berisikan kalimat-kalimat mulia, persentasi fungsi pendengaran telinga jauh lebih kecil.
Ironis kan! Tetapi itulah realita. Berapa banyak konflik yang terjadi karena ketidakmampuan dalam meredam bisikan-bisikan bernada fitnah. Karena bermula dari mendengar, kemudian tanpa melakukan cek dan ricek hulu hilir, jadilah konflik yang tak berpangkal.
Kalau sudah masuk dalam ranah itu, kesempitan dadalah yang ada. Sifat lapang dada seakan menjauh dari diri hingga larut dalam kenistaan dunia dan hati pun menjadi keras.
Pada Surat Al an’am 125. (YASTROH SHODROHU) lapang dada lawannya (YADLI QU) sempit. Dalam ayat lain lapang dada digandengkan oleh Allah lawan katanya, bukan sempit tapi hati yang “keras” Surat Az-zumar: 22.
Maka yang telah Allan lapangkan dadanya untuk (Islam) maka la hidup dalam Cahaya. Sebaliknya celaka bagi mereka yang keras hatinya untuk Mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
Kenapa keras hati ini? Karena lupa dari Allah. jauh dari tengingat Allah. Jadi hati kita akan menjadi lapang ketika sering dan selalu tengingat Allah. Akan menjadi sempit atau hati kita menjadi keras karena kita lupa pada Allah.
Afwan
Wassalam