Link, Astambul – Untuk kali kedua, petani di sebagian wilayah Kecamatan Astambul meratapi tenggelamnya tanaman padi yang baru akibat banjir. Parahnya lagi banjir yang melanda bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan kali ini lebih besar dibanding di awal tahun dan airnya sangat keruh seperti bercampur lumpur.
“Hampir seluruh petani di sini sudah menanam bibit padinya di sawah untuk kedua kalinya. Sama sekali tidak menyangka banjir besar ini akan datang,” ungkap Yayan, petani di Desa Sungai Alat, Kecamatan Astambul kepada Linkalimantan.com, Sabtu, 8/3/2025.
Lebih lanjut diungkapkannya, selain tanaman bibit padi petani juga harus merelakan berbagai tanaman palawija. Dari yang baru ditanam hingga yang sudah mulai panen.
“Selain menanam padi, petani di sini biasa menanam berbagai jenis sayuran seperti dan papaya. Itu semua akan mati terendam banjir. Kalu pun nantinya ada yang masih hidup, pertumbuhannya pun tidak akan baik,” katanya.
Dengan kondisi seperti itu, tambahnya, para petani berharap akan ada bantuan dari pemerintah. Mengingat persediaan bibit yang dimiliki para petani sudah habis.
Seperti diketahui, posisi banjir yang melanda wilayah Kabupaten Banjar di akhir Januari 2025 dari Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar tercatat 11 kecamatan dengan total 55.273 jiwa warga Kabupaten Banjar terdampak banjir
“Untuk jumlah total kecamatan dan desa yang terdampak banjir, per 28 Januari 2025 telah terdata sebanyak 104 desa dari 11 kecamatan dengan total 17.888 unit rumah yang dihuni 20.247 Kepala Keluarga (KK), dan 55.273 Jiwa,” ungkap Pelaksanaan Tugas (Plt) Kepala Pelaksanaan (Kalak) BPBD Kabupaten Banjar Agus Siswanto.
Sementara, Badan Klimatologi dan Geofisika Syamsuddin Noor juga mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi cuaca ekstrem di Kalimantan Selatan pada tanggal 7-8 Maret 2025, termasuk Kabupaten Banjar.
Masyarakat pun diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana banjir, angin puting beliung dan longsor serta berhati-hati dalam beraktivitas di luar ruangan. (spy)