Link, Martapura – Masih Tingginya kematian Ibu dan Bayi, di Kabupaten Banjar. Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Kesehatan menggelar Rapat koordinasi (Rakor) Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) di Bukit Bintang Park and Resort, Karang Intan, Senin (30/9/2024) pagi.
Rakor dibuka Pjs Bupati Banjar Akhmad Fydayeen diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan H Ikhwansyah didampingi Kadinkes Yasna Khairina. Dihadiri perwakilan Bappedalitbang, Dinsos P3AP2KB, DPMD, kepala Puskesmas, forum camat serta jajaran Dinkes Banjar.
Di hadapan peserta Ikhwansyah menyampaikan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 telah dicantumkan sasaran strategis Program Kesmas yaitu Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 183/100.000 KH, Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) 16/1.000 KH, penurunan prevalensi stunting pada balita menjadi 14 persen dan penurunan prevalensi wasting 7 persen.
“Capaian indikator kinerja akan sangat didukung oleh berbagai upaya dalam rangka pemerataan akses pelayanan kesehatan diseluruh wilayah melalui peningkatan kinerja sistem kesehatan meliputi upaya kesehatan, SDM, farmasi, alat kesehatan, pengawasan obat dan makanan serta perlindungan finansial bagi masyarakat,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Iwan Kemenkes telah melakukan perubahan Rencana strategis (Renstra) dimana perubahan tersebut mencerminkan prinsip dan tujuan dari transformasi kesehatan sebagai salah satu upaya dalam melakukan terobosan dan inovasi percepatan pencapaian target nasional tahun 2024 dan target SDGs tahun 2030.
“Bidang kesehatan khususnya terkait dengan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, gerakan masyarakat hidup sehat dan penguatan sistem kesehatan serta dalam upaya mencapai Indonesia Emas tahun 2045,” imbuhnya.
Perubahan rencana strategis tersebut menurutnya, mengakibatkan perubahan indikator sesuai dengan enam pilar Transformasi Kesehatan, yaitu Transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.
“Untuk Program Kesmas sangat terkait dengan pilar pertama, sehubungan hal tersebut maka perlu pelaksanaan Rakor Kesmas sebagai langkah konsolidasi penggerakan program kesehatan masyarakat untuk mewujudkan Transformasi Layanan Primer,” ungkapnya.
Sementara Kadinkes Banjar Yasna Khairina menjelaskan, permasalahan Kesehatan di Kabupaten Banjar yang saat ini sedang dihadapi adalah masih tingginya kasus kematian ibu dan bayi serta tingginya kasus stunting.
“Hingga September 2024 tercatat ada 17 kasus kematian ibu dan 89 kasus kematian bayi. Prevalensi stunting berdasarkan hasil intervensi serentak bulan Juni 2024 masih di angka 24,4 persen,” sebutnya.
Untuk menekan angka tersebut, upaya yang dilakukan pihaknya adalah melaksanakan Rakor Kesmas, pendampingan ke puskesmas-puskesmas dengan SpOG RS Ratu Zalecha dan audit maternal perinatal agar kasus tersebut tidak terulang kembali.
“Harapan kedepannya dukungan, kolaborasi, partisipasi dan kerjasama kita semua dapat menurunkan AKI, AKB dan prevalensi stunting sesuai dengan target yang ditetapkan atau bahkan lebih rendah lagi,” tutupnya.(wahyu)