Rabu, Juli 9, 2025
BerandaHeadlineMoqtada Sadr Mundur, Irak Rusuh

Moqtada Sadr Mundur, Irak Rusuh

Link, Jakarta – Krisis politik berujung kekerasan kini terjadi di negara kaya minyak Irak. Produsen kedua minyak OPEC itu kini dilanda kerusuhan.

Dilansir www.cnbcindonesia.com, hal ini terjadi usai ulama Syiah, Moqtada Sadr, memutuskan berhenti dari politik, Senin. Ini memicu kekacauan di mana 15 pendukungnya tewas.

Ini dimulai sejak Oktober tahun lalu. Blok Sadr memenangkan banyak suara parlemen, sebanyak 73 kursi, namun tak mencapai mayoritas.

Pencalonan Sadr sebagai perdana menteri tak jua mulus. Di Juli, parlemen tiba-tiba mengumumkan kandidat lain sebagai PM baru. Ia adalah Mohammed al-Sudani.

Hal tersebut membuat marah pendukung Sadr. Pendukungnya memprotes pencalonan dan menyerbu ruang parlemen serta meminta parlemen bubar.

Krisis politik berlarut-larut membuat Sadr membuat pernyataan baru. Ia mengatakan semua pihak termasuk dirinya harus menyerahkan posisi pemerintah untuk membantu menyelesaikan krisis politik.

Puncaknya adalah kemarin. Sadr memutuskan tak akan ikut campur lagi di politik.

“Saya telah memutuskan untuk tidak ikut campur dalam urusan politik. Oleh karena itu saya mengumumkan sekarang pensiun definitif saya,” kata Sadr, dikutip AFP, Selasa (30/8/2022).

Hal ini kemudian membuat massa pendukungnya mengamuk. Mereka kemudian menyebu Istana Republik di Zona Hijau Baghdad, di mana kantor pemerintahan dan perwakilan asing bereda.

Dari bentrokan tersebut, medis melaporkan 15 pendukung Sadr tewas ditembak mati. Sementara 350 lainnya terluka, beberapa dengan luka tembak dan yang lainnya menderita inhalasi gas air mata.

Saksi mata mengatakan bahwa loyalis Sadr kemungkinan baku tembak dengan pendukung blok Syiah saingannya, Kerangka Koordinasi pro-Iran. Kerangka Koordinasi sendiri mengaku mengutuk “serangan terhadap lembaga negara” dan mendesak Sadrists untuk terlibat dalam “dialog”.

Pemerintah Irak yang masih menjabat PM Mustafa al-Kadhemi mengatakan “pasukan keamanan atau militer dan orang-orang bersenjata” dilarang menembaki pengunjuk rasa. Ia menyebut perkembangan ini sebagai eskalasi berbahaya.

“Kelangsungan hidup negara dipertaruhkan,” katanya memberi peringatan.

Tentara sendiri mengumumkan jam malam nasional mulai pukul 19:00 maktu setempat. Misi Bantuan PBB di Irak (UNAMI) mendesak “semua” pihak untuk “menahan diri dari tindakan yang dapat mengarah pada rangkaian peristiwa yang tak terbendung”.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta semua pihak yang bentrok di Irak untuk menahan diri. Dia juga mendesak semua pihak untuk “mengambil langkah segera untuk meredakan situasi” ketika Zona Hijau Baghdad turun ke dalam kekacauan.

Imbauan itu disampaikan oleh Guterres melalu juru bicaranya, Stephane Dujarric pada Senin 29 Agustus 2022.

“Sekretaris Jenderal telah mengikuti dengan keprihatinan protes yang sedang berlangsung di Irak. Di mana para demonstran memasuki gedung-gedung pemerintah,” kata Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip https://www.msn.com, Selasa 30 Agustus 2022.(spy/net)

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA POPULER