Link, Martapura – Musibah banjir di sejumlah titik banjir sudah mulai surut. Warga yang rumahnya terdampak banjir pun mulai sibuk membersihkan rumah dari lumpur bawaan air banjir.
Dalam waktu dua hari banjir yang menggenangi sejumlah daerah di Kabupaten Banjar sudah mulai surut. Bahkan sebagian rumah kini tak lagi terendam. Namun material bawaan banjir utamanya lumpur mengendap di lantai rumah.
“Alhamdulillah, air sudah surut, lantai ruamah saya tak lagi digenangi banjir. Tadi seharian kami sekeluarga membersihkan lumpur yang tertinggal,” ungkap Agus, warga Tunggul Irang, Kecamatan Martapura Kota, kepada Linkalimantan.com, Mingg 5/3 2023.
Menurut dia, tidak semua warga yang rumahnya terdampak sudah kering. Ada sebagian rumah yang masih digenangi air.
“Ketinggian air juga sudah turun drastis. Pendeknya naiknya cepat turunnya juga cepat,” katanya tersenyum.
Berbeda kondisi, di sebagian wilayah Kecamatan Martapura Timur masih banyak rumah yang terdampak. Utamanya rumah warga yang berada di bantaran Sungai Martapura.
“Air memang sudah surut. Tetapi masih banyak rumah-rumah yang digenangi air. Termasuk di kediaman mertua saya,” ujar Sakib, warga Desa Mekar, Martapura Timur.
Soal lumpur bawaan banjir, Sakib menyebutkan sudah beberapa tahun ini setiap paska banjir warga disibukkan untuk membersihkan lumpur di dalam rumah.
Seperti diberitakan, Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar menggelar Rapat Koordinasi (rakoor) Darurat Bencana Tahun 2023, di Aula Barakat lt II Martapura, Senin (27/02/2023) pagi.
Sekda Banjar HM Hilman mengatakan, rakor bertujuan untuk menyikapi akan kondisi cuaca ekstrem di Wilayah Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Banjar. Memitigasi kemungkinan terjadinya bencana dan langkah langkah apa saja yang harus diantisipasi.
”Dalam rapat ini Bupati Banjar ingin meminta saran dan masukan dari pihak BPBD, BMKG maupun Forkopimda terkait kenaikan status siaga darurat menjadi tanggap darurat,” ungkapnya.
Sementara itu dalam laporannya Kalak BPBD Banjar Warsita menerangkan, dari 20 kecamatan yang ada 11 diantaranya terdampak banjir. Data sementara yang ada pada pihaknya sebanyak 10.736 rumah terendam, yang dihuni 11.754 KK atau 49.820 jiwa. (wahyu/BBAM)