Sabtu, April 20, 2024

Biaya Operator Air Mancur Berlian Rp6 Juta per Bulan

Link, Martapura – Keberadaan Air Mancur Berliar di Pertokoan Cahaya Bumi Selamat (CBS) saja ternyata bukan hanya menghabiskan dana Rp6,1 M saja. Karena ternyata masih ada alokasi anggaran setiap bulan untuk perawatannya.

Anna Rosida Santi, Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar mengungkapkan, sebanarnya ada  anggaran rutin Rp 6 juta setiap bulannya untuk keperluan Air Mancur Berlian.

“Dana itu digunakan hanya untuk biaya pekerja orang yang jaga malam dan upah operator yang menyalakan saja,” ujarnya kepada Linkalimantan.com, Selassa 18 Oktober 2022.

Sedangkan untuk aktivitas lainnya diakui Ana tidak bisa dilakukan karena kondisi fasilitas umum tersebut sudah tidak berfungsi baik. Beberapa alat seperti kabel dan lainnya sering hilang.

“Karena itulah di sana kami tempatkan petugas untuk untuk jaga malam. Selain ada lagi operator untuk menyalakan lampu dua kali sehari. Yakni sore dan malam hari,” jelasnya.

Diakuinya, kondisi air mancur menyalanya tidak maksimal. Lampu yang bisa menyala dibagian puncak dan lantai saja,” katanya.

Di bagian lain, pejabat yang disebut-sebut sebagai kandidat kadis PUPR Kabupaten Banjar ini, membantah jika fasilitas umum yang diresmikan awal 2019 oleh Bupati Banjar H Khalilurrahman tersebut terlantar.

Baca Juga  Karhutla Di Kecamatan Sungai Tabuk Kian Menjadi

“Meski tidak ada dana biaya kebersihan untuk Air Mancur Berlian itu, namun pembersihan secara totol kami lakukan setiap 2 bulan sekali,” ungkapnya.

Lebih jauh, diakuinya Air Mancur Berlian yang ada itu memang aset Dinas PUPR Kabupaten Banjar.

“Dalam waktu dekat ini asset itu akan dihibahkan ke Dinas Lingkungan Hidup Dan Perumahan Permukiman Kabupaten Banjar. Saat ini kami masih melakukan proses Hibahnya,” ungkapnya.

Seperti diberitakan, keberadaan Air Mancur Berlian di Kawasan Pertokoan Cahaya Bumi Selamat (CBS) Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan menjadi sorotan warga dan sejumlah kalangan.

Ironis, fasilitas umum yang dibangun dengan anggaran Rp1,6 Miliar oleh Bidang Ciptakarya pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), saat ini dalam kondisi seperti tak terawat. Lumut mulai tumbuh suhur di dasar kolam, pertanda air tanpa riak dalam waktu lama.

“Sangat disayangkanter lantar. Sudah begitu banyak lumut di dalam kolam yang kotor ditambah sampah berupa  barang bekas minuman dan makanan,” kata Supiyansah, salah seorang warga  kepada Linkalimantan.com, saat berada di lokasi. (oetaya/BBAM)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

TERPOPULER

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img