Link, Banjarbaru – Walaupun Indonesia dianggap sukses oleh dunia internasional dalam menghadapi pemulihan pandemi Covid-19, ditandai dengan ekonomi tumbuh dan naik Kembali ke angka 5,4 persen. Namun, inflasi sudah mengancam Indonesia.
Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Kalimantan Selatan Rudy M Harahap menyarankan, agar kolaborasi meredam inflasi di Kalsel bisa dilakoni pemerintah daerah dan desa dengan menggiatkan gerakan bike to work (pakai sepeda untuk bekerja) bagi aparatur sipil negara (ASN).
“Dengan adanya gerakan itu, bisa menyumbang efisiensi penggunaan energi karbon yang tidak membebani subsidi anggaran negara atau daerah,” tuturnya.
Menurut Rudy, Ini diperparah dengan adanya perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan sehingga mengganggu rantai pasok minyak dan bahan pangan terbesar di dunia
Sebagai contoh, Rudy menyebut di beberapa titik SPBU di Kalsel terlihat antrean panjang mengisi bahan bakar. Hal ini menandakan adanya krisis pasokan energi yang serius.
“Saya harap masyarakat jangan sampai panic buying atas keterbatasan ketersediaan bahan bakar minyak dan kebutuhan pangan. Kita harus membangun kemandirian mulai dari menghasilkan bahan pangan dan mengurangi konsumsi energi,” ucapnya.
Rudy meminta atensi seluruh Kepala daerah se Kalsel menganggarkan pengendalian inflasi. Selain itu, mereka diminta mengambil langkah strategis dan kolaboratif.
“Surat atensi sudah kami kirim ke Gubernur Kalsel, bupati dan walikota se-Kalsel. Itu merupakan hal serius untuk menekan inflasi perlu diberlakukan, khususnya Kabupaten Kotabaru yang sudah kritis di atas 6 persen,” ucapnya.
Masih kata Rudy, penyumbang inflasi terbesar saat ini adalah komoditas tanaman pangan seperti cabai dan bawang. Dan langkah sederhana seperti urban farming dengan gerakan menanam tanaman pangan secara mandiri terutama memanfaatkan lahan atau pekarangan kosong di masing-masing rumah.
“Untuk KOREM sudah membuat surat perintah ke Kodim supaya lahan pangan mereka ditanami cabe. Ini harus menjadi atensi gubernur, bupati dan walikota di Kalsel. Demi menciptakan efisiensi penggunaan energi karbon, ketahanan pangan, dan inflasi yang terkendali,” pungkasnya. (Juwita/BBAM)