Link, Banjarbaru – Embung di Cempaka tak mampu atasi banjir yang terjadi di wilayah Cempaka. Seperti banjir yang terjadi di sejumlah titik wilayah Kecamatan Cempaka pada Rabu 3 Agustus 2022.
Keberadaan embung di wilayah Kecamatan Cempaka sejauh ini tak mampu dalam mengantisipasi datangnya banjir. Banjir sendiri kerap terjadi ketika curah hujan tinggi yang turun dalam beberapa jam.
Hujan deras yang terjadi di Kota Banjarbaru, pada Rabu 3 Agustus 2022 sore hari, kembali menimbulkan dampak banjir di wilayah Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka. Kertak Baru Kelurahan Cempaka salah satu yang menjadi langgangan terdampak banjir.
Salah satu warga Bahrul mengatakan, banjir pada daerah tersebut sudah menjadi langganan jika hujan mengguyur berjam-jam.
“Padahal hanya sekitar beberapa jam saja, wilayah kami banjir lagi. Tadi ada 7 RT terdampak banjir. Yakni RT 22, 5, 6, 23, 24, 25 dan RT 10,” ungkapnya, kepada Linkalimantan.com Rabu (3/8).
Dia khawatir, banjir akan terus dirasakan dalam beberapa waktu ke depan. Apalagi kondisi cuaca dalam sepekan ini dimana setiap sore hujan sering turun.
“Sudah beberapa hari ini hujan di wilayah kami. Pendeknya asal lebih 2 jam hujan turun, banjir bisa dipastikan datang,” sebutnya.
Dibagian lain, salah satu tokoh masyarakat Kertak Hanyar Cempaka ini mengkritisi keberadaan embung yang sampai saat ini tidak mampu menanggulangi banjir.
“Memang ada embung, tapi berada di bagian belakang kampung kami, jadi seperti tidak ada fungsinya embung itu. Buktinya, banjir masih sering terjadi,” tegasnya.
Dari permasalahan yang ada, membuat dirinya dan warga sekitar harus bersusah bekerja ekstra, pasalnya setiap banjir rumah mereka tidak hanya digenangi air tetapi juga lumpur.
“Kalau habis banjir, waduh kami bisa ber jam-jam untuk membersihkan lumpur di dalam rumah,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Eka Yilieasda mengatakan, pihaknya sudah semampu mungkin untuk meredam permasalahan banjir yang terjadi di daerah tersebut.
“Ada sekitar 7 embung yang sudah kami kelola,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya Rabu (3/8).
Adapun embung yang berada di belakang Kratak Baru, dikatakan warga tidak berfungsi, memang benar adanya.
“Karena embung yang ada di Kertak baru untuk mengantisipasi banjir yang terjadi pada di daerah Basung, bukan menampung banjir di Kertak Baru. Mengapa pembangunan embung tidak dilakukan langsung bagian Gunung Kupang, karena daerah Basung waktu itu termasuk daerah yang sering banjir,” sebutnya.
Namun untuk mengantisipasi terjadi banjir di daerah Kertak Baru lanjutnya, pihaknya kembali akan membuat embung lagi di bagian atas atau tepatnya di daerah Gunung Kupang.
“Jadi buka kesalahan letak embung, tetapi waktu pembangunan embung di bagian belakang atau hilir Kertak Baru 2017, sudah sesuai dengan kajian, ini juga nanti pembangunan embung baru sudah sesuai dengan kajian,” lanjutnya.
Dibeberkannya, adapun biaya yang digelontorkan untuk pembangunan embung di daerah Gunung Kupang sekitar Rp. 9 Miliar.
“Rp 5 Miliar untuk pembebasan lahan Rp 4 milar untuk pekerjaan fisiknya, sementara untuk luas embung kemungkinan ada sekitar 2 hektar,” tandasnya.(oetaya/BBAM)