Link, Banjarbaru – Sejumlah Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat (FPK ULM) Banjarbaru, kembali melakukan kegiatan penyuluhan kepada para pelaku perikanan yang melakukan penangkapan ikan.
Erwin Rosadi dan Siti Aminah mengatakan, pihaknya mensosialisasikan dampak-dampak dari cara tradisional dalam menangkap ikan. Salah satunya penyuluhan tentang pengaruh umpan nasi kering dan padi yang direbus pada alat tangkap Lalangit
“Penyampain itu kami lakukan pada 30 Juli 2023 yang lalu di Desa Bangkau, Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Pesertanya para nelayan yang tergabung di Kelompok Usaha Bersama (KUB),” ungkapnya kepada Linkalimantan.com Rabu 2 Agustus 2023.
Menurut Erwin materi sosialisasi cara penangkapan tersebut tujuannya, untuk mempermudah dan memperbanyak hasil menangkap ikan.
“Alhamdulillah dari hasil penelitian yang sudah kami coba, banyak ikan yang tertengkap,” lanjutnya.
Namun dari kedua umpan yang diteliti pada alat tangkap tersebut jelasnya, umpan padi yang direbus lebih baik karena hasilnya banyak, dibandingkan dengan umpan dedak yang dicampur nasi kering.
“Keunggulan umpan padi yang ditebus itu karena mampu memberi respon terhadap panca indra pencimuan dan penglihatan ikan. Ditambah lagi ikan sangat eespon terhadap lingkunang sekeliling, tidak ganya itu umpan juga memiliki karakteristik yang bagus, sehingga efektif dalam menarik ikan, lalu mudah diperoleh, serta murah dan bisa tahan lama,” jelasnya
“Apa yang kami sebutkan tadi juga sesuai dengan cara hidup ikan, karena tertariknya ikan terhadap umpan disebabkan oleh rangsangan berupa rasa, bau, bentuk, gerakan dan warna. Kebanyakan ikan akan memberikan reaksi jika benda yang dilihat bergerak, mempunyai bentuk, warna dan bau. Hal ini terkait dengan penggunaan jenis makanan sebagai umpan ikan yang menjadi target penangkapan,” jelasnya (oetaya/BBAM)