Link, Martapura – Bagi para penghobi mancing dan menangkap ikan secara tradisional, inilah waktunya untuk mendapatkan hasil yang lumayan berlimpah. Mengingat air di sawah-sawah mulai surut ditambah debit air sungai turun secara alami ikan liar pun turun ke sungai.
Terik matahari beberapa hari belakangan ini membuat sawah-sawah dan debit air sungai turun drastis. Utamanya sungai-sungai kecil yang bermuara di Sungai Martapura. Pada gilirannya, para penangkap ikan tradisional pun tak membuang kesempatan tahunan tersebut.
“Alhamdulillah, hari ini saya mendapatkan cukup banyak ikan turun ke sungai,” ujar Agus, warga Desa Tunggul Irang, Martapura yang mengaku sejak pagi hari menjala di sungai depan rumahnya.
Menurut Agus, fenomena ikan turun ke sungai merupakan kejadian tahunan yang selalu dinanti-nanti masyarakat. Bahkan tidak sedikit orang yang jauh-jauh hari telah mempersiapkan lokasi sebagai titik melempar jala.
“Namanya sungai tentu dasarnya terkadang dipenuhi ranting-ranting pohon bawaan arus air. Makanya harus dibersihkan terlebih dahulu agar tidak saat menjala,” katanya.
Seperti yang sudah-sudah, jenis ikan liar yang tertangkap didominasi oleh puyau (wader) dan biawan. Selebihnya ikan-ikan baung, patin, bawal, nila dan jenis ikan lainnya yang jumlahnya tidak seberapa.
“Dua hari ini puyau dan biawan luar biasa banyak,” sebutnya sambil memperlihatkan jalanya yang dipenuhi kedua jenis ikan tersebut.
Sementara di area persawahan dan Sungai Martapura para penghoby mancing pun tak kalah ramai. Aktivitas casting hingga memancing secara tradisional tak kalah serunya.
“Kalau mau mincing inilah saatnya. Suka pilih, mau mincing ikan pepuyu, haruan ya di sawah. Kalau mincing ikan-ikan besar seperti patin, baung di sungai juga mulai ramai,” ungkap Esah, warga Astambul yang tengah memancing di pinggiran Sungai Martapura. (spy)
