Link, Banjarbaru – Peringatan Hari Bumi 22 April 2025 bukan hanya membumikan gerakan menanam pohon. Lebih dari itu Pohon Matoa (Pometia pinnata) pun dipilih untuk dijadikan pohon utama dalam gerakan penanaman sejuta pohon yang dilakukan di seluruh wilayah Indonesia serentak. berikut keistimewaan tumbuhan khas dari Papua ini.
Pohon matoa persebarannya hampir menyeluruh di daerah Papua, seperti dataran Seko (Jayapura), Wondoswaar-pulau Weoswar, Anjai Kebar, Warmare, Armina-Bintuni, Ransiki, Pami-Nuni (Manokwari), Samabusa-Nabire, serta pulau Yapen.
Matoa pula memiliki sebutan yang beragam, seperti Kasai (Kalimantan Utara, Malaysia, Indonesia), Malugai (Filipina), dan Taun (Papua New Guinea). Biasanya, pohon yang memiliki buah lezat ini berkembang dan tumbuh secara alami di tanah datar bertekstur liat, sehingga ketika hujan tanah sedikit tergenang. Tumbuhan ini tergolong keluarga rambutan (Sapindaceae).
Pometia pinnata merupakan buah tropis, bentuknya bulat lonjong, warna kulit hijau, hijau kekuningan atau kuning kemerahan.
Pohon matoa termasuk jenis tumbuhan besar, karena dapat tumbuh sekitar 18 meter dan diameter batangnya sekitar 100 cm. tanaman ini akan berbuah sekali dalam satu tahun yaitu pada bulan Februari-Maret.
Di wilayah Papua, pohon matoa tumbuh di seluruh dataran rendah hingga pada ketinggian 1200 mdpl, atau sekitar 100–1.700 mdpl. Pohon yang dikenal rindang ini akan tumbuh optimal jika hidup di daerah dengan curah hujan 1200 mm per tahun.
Tidak hanya di Papua, Matoa tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Jawa dan negara-negara yang dekat dengan Papua.
Pohon matoa tersebar di berbagai wilayah Indonesia karena memang tumbuhan ini mudah beradaptasi dengan berbagai macam kondisi tanah. (spy)