Link, NTT – Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 7 kilometer (km), menyusul erupsi kembali terjadi pada gunung yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut informasi resmi yang dirilis oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom letusan teramati mencapai ketinggian sekitar 1.000 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 2.584 meter di atas permukaan laut.
Pantauan tim komunikasi dan informasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkomdigi), Minggu (24/11/2024) yang berada di Desa Ile Gerong menunjukkan bahwa kolom abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal mengarah ke barat. Hingga berita ini disusun, erupsi masih berlangsung.
PVMBG merekomendasikan agar masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki, serta wisatawan yang berada di daerah tersebut, tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 km dari pusat erupsi. Selain itu, warga juga diminta untuk menghindari sektor dengan arah Barat Daya hingga Barat Laut sejauh 8 km.
Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki perlu mewaspadai potensi terjadinya banjir lahar hujan, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, potensi bencana ini dapat meningkat.
Bagi warga yang terdampak hujan abu, disarankan untuk memakai masker atau penutup hidung dan mulut guna melindungi sistem pernapasan dari bahaya abu vulkanik yang dapat membahayakan kesehatan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur – Heronimus Lamawuran (Herry) menyatakan Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung untuk pemantauan lebih lanjut.
“Selain itu, PVMBG juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTT dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi terbaru mengenai aktivitas gunung berapi ini, kami mengimbau masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah,” kata Herry.
Hingga 23 November 2024 pukul 20:00 WITA, tercatat total pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki mencapai 13.240 jiwa. Dari jumlah tersebut, 5.607 jiwa berada di pos pengungsian yang tersebar di enam lokasi, sementara 7.363 jiwa mengungsi secara mandiri di rumah keluarga atau kerabat.
Sejak erupsi pertama kali pada 4 November 2024, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai sembilan orang, dengan empat lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di RSUD Larantuka.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai situasi terkini, menurut Herry masyarakat dapat menghubungi Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di nomor telepon 022-7272606. Atau mengeceknya di tautan https://s.id/erupsilewotobi. (spy)