Senin, Mei 19, 2025
BerandaHeadlineHati Nurani Tidak Akan Pernah Berbohong

Hati Nurani Tidak Akan Pernah Berbohong

Bismillahirrahmanirrahim
Hati nurani tidak akan pernah merasa tenang saat kila melakukan hal-hal buruk dan kita akan berusaha menyembunyikannya dari dunia. Sebaliknya hati nurani akan merasa tenang saat kita melakukan hal-hal baik.

Safariyansyah, Budayawan Spiritualis
Mencari yang Hilang Memelihara yang Terlupakan

Etika adalah pengakuan bahwa sekedar bertahan hidup tidaklah cukup. Bertahan hidup tidak boleh dilakukan dengan membenarkan segala cara tanpa mempedulikan dampak yang ditimbulkan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Alenia ini nukilan dari kajian terbaru yang dibahas sedemikian indahnya di Beranda Lestari kediamanan DR Mada Teruna sang Birokrat Spiritualis dalam kontek Ngaji Dialog.

Bagaimana cara mempertahankan eksistensi  adalah hal yang sangat penting, tindakan tertentu dilarang dan tindakan tertentu harus (wajib). Ini bukanlah hukum yang dipaksakan oleh kekuatan eksternal, Ini adalah tuntutan batın dari hati nurani.

Ingatlah, bahwa hati nurani, tidak akan pernah berbohong, dia akan selalu berkata jujur. Hati nurani akan berkata baik apabila yang kita lakukan baik. Demikian pula sebaliknya. Apabila kita melakukan hal buruk maka ia akan berkata bahwa itu buruk.

Oleh karena itu hati nurani tidak akan pernah merasa tenang saat kila melakukan hal-hal buruk dan kita akan berusaha menyembunyikannya dari dunia. Sebaliknya hati nurani akan merasa tenang saat kita melakukan hal-hal baik. Sehingga kadang kita ingin menunjukkannya pada dunia.

“Hati nurani akan berkata jujur dan kita tidak bisa membohonginya, ego kitalah yang cenderung menentang hati nurani dengan mengatakan alasan-alasan dan pembenaran”

Etika merupakan tuntutan batın dari jati diri yang lebih tinggi ia melampau preferensi individu dan hukum kolektif masyarabat.  Etika menuntut mereka yang memiliki kesadaran akan baik dan burak untuk hidup sesuai dengan standar tidak tertulis tertentu.

BACA JUGA :  Pengaplikasian Kalimat Mulia BISMILLAH

Namun agar etika dapat benar-benar melampaui sekedar pilihan atau opini manusia, ia memerlukan ikatan yang kuat dengan prinsip prinsip dari sang penguasa alam. Landasan etika harus mengakar pada aturan dari sang Illahi. Landasan itu harus mengandung kebaikan, sehingga etika memiliki dasar yang kokoh dan tak tergoyahkan. Sama halnya seperti etika yang menuntut kita untuk bangkit dari sifat hewani kita. Spirualitas dan agarma menuntut kita untuk bangkit dar sifat meterial kita untuk bangkit dari ketidakabadian dan kerusakan yang tak terelakkan di dunia fisik dan hidup dalam kekekalan.

Spiritualitas dan agama mengajak kita menuju dunia yang lebih baik, menuju kehidupan yang tidak tunduk pada ego dan keserakahan, dunia tanpa penyakit hati, dunia tempat kita tidak dipaksa untuk mengorbankan kehidupan orang lain demi mempertahankan dan membuat nyaman kita sendiri, tempat kehidupan yang ditujukan untuk melayani bukan untuk mengeksploatasi.

Kehidupan spiritual adalah panggilan untuk menemukan hakikat diri kita yang lebih tinggi, yakni jati diri yang sejah dan karena ini adalah tuntutan Jati diri kita yang sejati (jati diri yang sebenarnya). Maka hal itu tidak dapat disangkal, hal itu hanya dapat diredam sementara dengan berbagai gangguan dan alasan. TUntutan yang lebih tinggi adalah keabadian dan kebahagiaan bukan penderitaan dan ketidak-abadian.

AFWAN
WASSALAM

BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA POPULER