Link, Martapura – Menyandang desa terbaik se Kalimantan Selatan, ternyata tidak membuat dewan yang dipimpin Fajrul Rifani ini istimewa. Sebaliknya, mereka justru merasa tidak mendapatkan perhatian dari Pemkab Banjar.
Desa Awang Bangkal Barat menjadi desa terbaik bukan tanpa alasan, Desa tersebut mempunyai pendapatan asli desa (PADes) ratusan juta, Pemdes berbasis online dan sederet program yang dapat mensejahterakan masyarakat.
“Alhamdulillah desa kita lebih dikenal diluar sana. Tapi sayang dengan kemenangan kita dalam lomba desa, dari pemprov dan pemkab tidak ada timbal baliknya dengan desa,” ungkap Pembakal Awang Bangkal Barat, Pajrul Rifani melalui Sekdes Sayuti Atmajaya.
Diungkapkannya, rasa kekecewaan nya karena tidak mendapatkan timbal balik baik itu dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab).
“Kalau sejenis hadiah itu kan sudah biasa. Maksud kami, sebagai desa juara ,paling tidak disediakan/diberikan program-program dari pemprov atau pemkab , yang bisa menunjang kegiatan di desa,” ujar Sayuti, Rabu (2/11/2022) siang.
Dirinya mengatakan, untuk sementara ini belum ada perhatian khusus dari Pemprov Kalsel dan Pemkab Banjar terkait Program Desa Wisata.
“Untuk sementara ini baik itu dari provinsi ataupun kabupaten masih belum ada. Selama ini ada 30% pelaksanaan mandiri desa telah dikerjakan . Dari pembersihan lahan, sampai membangun gazebo, itu dari desa semua,” jelasnya
Dengan menjadi desa terbaik tingkat Kalsel, dirnya berharap desanya bisa mendapat perhatian khusus dari Pemprov Kalsel dan Pemkab Banjar.
“Karna nomor satu terbaik, maka kami akan mewakili Kabupaten dan Provinsi, bisa dibilang desa kita lebih dari desa-desa yang lain. Kalau sekedar piagam, tropi, itu masih tidak seberapa dengan dana yang kita keluarkan untuk membangun desa wisata ini,” papar Sayuti
Ditambahkan nya, setelah menjadi juara tingkat provinsi belum ada sama bantuan Khusus dari provinsi Kalsel dan bantuan dari kabupaten Banjar.
“Kalau berbentuk hadiah ada, dari provinsi 45 juta sudah kami terima, sedangkan 20 juta dari kabupaten belum kami terima, untuk sementara kami hanya menerima secara simbolis saja,” terangnya
Agar pembangunan desa bisa lebih bagus, Sayuti membeberkan pihaknya sudah berusaha dengan membuat proposal untuk dikirimkan ke Kementrian Desa.
“Kita sudah berusaha untuk menyerahkan proposal ke kementrian desa ,proposal ini sudah ditanda tangani bupati atau sudah mendapat persetujuan, tinggal kita mengirim ke kementrian desa, mudah mudahan tindak lanjutnya lebih bagus lagi pembangunan kita di desa,” tutupnya. (zainuddin/BBAM)