Bismillahirrahmanirrahim
Segala yang hidup harus mencari fungsi kenapa dia dihidupkan. Kita tak pernah minta dihidupkan. Begitu juga soal kematian. Itu merupakan pemberian Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Safariyansyah, Budayawan Spiritualis
Mencari yang Hilang Memelihara yang Terlupakan
Masih dari Ngaji Dialog di Beranda Lestari kediaman DR Mada Taruna sang Birokrat Spiritualis, tulisan kali ini merupakan nukilan dari kajian tujuan hidup.
“Kita tak pernah minta dihidupkan. Begitu juga soal kematian. Dengan demikian hidup ini merupakan pemberian dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala,”
Kalimat-kalimat inilah yang kemudian menjadi fokus kajian di Beranda Lestari pada suatu malam. Salah satunya soal kesadaran atas diberikannya kehidupan di dunia. Tentu saja memiliki tujuan.
Kesadaran memungkinkan kita untuk berevolusi. Kesadaran juga memungkinkan kita menentukan tujuan hidup kita, yang merupakan kompas terbaik untuk diri saat Ini dan masa depan.
Segala yang hidup harus mencari fungsi kenapa dia dihidupkan. Mencari sesuatu yang sudah dibawa. Fungsi itu sudah kita bawa dari awal kehidupan.
– Belatung dibuat untuk merecycle.
– Atmosfir dibuat untuk melindungi bumi.
– Paru-paru berfungsi untuk bernafas.
– Semua bergerak sesuai dengan fungsinya.
– Semua memiliki fungsi dalam hidup ini
– Semua ada maksud dan tujuannya (baik bagi subyek maupun obyek). Karena semua adalah satu-kesatuan selalu mefungsikan.
Keinginan untuk menjadi berfungsi inilah yang menumbuhkan kesadaran yang berkobar di dalam diri. Kesadaran akal yang timbul inilah yang akan membuat kita tidak akan menolak kebenaran.
Membuat kita untuk terus belajar dari pengetahuan. Membuat kita berbaik kepada diri sendiri dan meluruskan niat.
Kalau sudah begini, jadi memang kesadaran muncul karena kesadaran. Dan keinginan kesadaran awalnya bermula dari keinginan untuk berfungsi.
Manusia dalam perjalanan hidupnya selalu diliputi dengan berbagai macam masalah. Banyak hal yang dulunya tidak pernah diduga, semuanya terjadi. Dimana orang sedang dalam keadaan stress, goncang bahkan sebagian telah menjual bukan hanya dirinya bahkan agama dan kehormatannya. Hal-hal semacam ini tidak hanya persoalan ekonomi, sosial, rumah tangga dan sebagainya.
Begitulah kita dalam menjalani kehidupan. Tetapi yang pasti ujung kehidupan adalah kematian. Saat tiba waktunya ada tiga teman sejati yang ada.
SAAT MATI DITEMANI HARTA, SAAT MASUK LIANG KUBUR DITEMANI SANAK KELUARGA, SETELAH ITU HANYA ADA AMAL KEBAJIKAN SEBAGAI TEMAN
AFWAN
WASSALAM