spot_img

Kasus Covid-19 Varian Omicron Meningkat

Link, Martapura – Penularan virus Covid-19 Varian Omicron di Kabupaten Banjar meningkat, karena itu masyarakat kembali diingatkan untuk selalu waspada dan menjaga budaya hidup sehat.

Jumlah warga Kabupaten Banjar yang terpapar penularan Covid-19 dalam bebeapa waktu belakangan ini meningkat. Varian Omicron disinyalir menjadi jenis virus yang belakangan menyebar luas.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar, HM Hilman usai kegiatan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan Pejabat Administrator dan Pengawas, Jumat 12 Agustus 2022.

“Saat ini di jumlah penularan Covid-19 di Kabupaten Banjar ada sekitar 133 orang, penularan Covid-19nya jenis Covid Omicron,” ungkapnya, kepada Linkalimantan.com.

Dikatakannya bahwa saat ini yang melakukan isolasi mandiri ada 120 orang sementara dirawat di rumah sakit mencapai 12 orang.

“Varian Covid Omicron ini berbeda dengan sebelumnya, dimana varian ini penyebarannya lebih cepat,” lanjutnya.

Adapun untuk resiko penularan penyakitnya lanjutnya, bisa dimintai keterangan oleh para dokter bersangkutan.

“Saat inikan negara Indonesia telah memperbolehkan wisatawan asing untuk datang, nah mereka datang ketempat kita tidak lagi menggunakan masker,” jelasnya

Hilman menambahkan meskipun saat ini Pandemi Covid-19 telah di daerah mengalami peningkatan, namun hingga kini masih tiada ada data yang telah meninggal.

“Saat ini Covid-19 sudah seperti flu biasa saja,” akhirny.

Sementara itu, melansir Kontan.co.id, berikut 6 alasan mengapa kita harus berupaya keras agar tidak terinfeksi gejala Omicron meski gejalanya ringan:

  1. Anda bisa mengalami gejala parah Penelitian telah menunjukkan bahwa Omicron mungkin lebih cenderung mengarah pada kasus COVID-19 tanpa gejala daripada varian sebelumnya. Bagi mereka yang memiliki gejala, gejalanya antara lain sakit tenggorokan atau pilek, tanpa kesulitan bernapas yang khas dari infeksi sebelumnya. Namun penyebaran Omicron yang luar biasa di banyak negara berarti dalam jumlah absolut, lebih banyak orang akan mengalami penyakit parah. Secara khusus, data terbaru dari Italia dan Jerman menunjukkan bahwa orang yang tidak divaksinasi jauh lebih rentan dalam hal rawat inap, perawatan intensif, dan kematian. “Saya setuju bahwa cepat atau lambat semua orang akan terpapar, tetapi nanti lebih baik,” kata pakar virus Michel Nussenzweig dari Universitas Rockefeller. “Mengapa? Karena nanti kita akan memiliki obat dan vaksin yang lebih baik dan lebih banyak tersedia.” Baca Juga: Akhir COVID-19 Sudah Dekat? Ilmuwan Bilang Pandemi Bisa Reda dalam Beberapa Bulan

 

  1. Anda bisa menularkan infeksi kepada orang lain Menurut Akiko Iwasaki, yang mempelajari imunologi virus di Universitas Yale, Anda mungkin hanya sakit dengan gejala ringan. Tetapi Anda dapat menularkan virus ke orang lain yang berisiko terkena penyakit kritis, bahkan jika Anda memiliki antibodi dari infeksi sebelumnya atau dari vaksinasi.
Baca juga  Mengusung Konsep Berbeda, Festival Pasar Terapung Digelar di Desa Lok Baintan 

 

  1. Belum diketahui efek jangka panjang varian Omicron Infeksi dengan varian virus corona sebelumnya, termasuk infeksi ringan dan kasus setelah vaksinasi, terkadang menyebabkan sindrom long COVID yang melemahkan.  “Kami belum memiliki data tentang berapa proporsi infeksi dengan Omicron … berakhir dengan Long COVID,” kata Iwasaki. “Orang yang meremehkan Omicron sebagai gejala ‘ringan’ menempatkan diri mereka pada risiko penyakit yang melemahkan yang dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.” Hingga saat ini, juga tidak jelas apakah Omicron akan memiliki efek “diam” yang terlihat pada varian sebelumnya, seperti antibodi yang menyerang diri sendiri, gangguan sperma, dan perubahan sel penghasil insulin. Baca Juga: Jangan Sampai Keliru, Ini Panduan Lengkap Memilih Vaksin Booster

 

  1. Persediaan obat-obatan masih terbatas Perawatan Omicron sangat terbatas sehingga dokter harus menjatahnya. Dua dari tiga obat antibodi yang digunakan selama gelombang COVID-19 sebelumnya tidak efektif melawan varian ini.  Obat yang ketiga, sotrovimab, dari GlaxoSmithKline, tidak banyak tersedia. Jika Anda sakit, Anda mungkin tidak memiliki akses ke sistem kesehatan.

 

  1. Rumah sakit akan penuh “Pada individu yang divaksinasi penuh dan dikuatkan tanpa kondisi medis yang mendasarinya, Omicron tidak akan menyebabkan terlalu banyak kerusakan,” kata David Ho, profesor mikrobiologi dan imunologi di Universitas Columbia.  Namun, semakin sedikit infeksi, semakin baik, terutama sekarang, ketika rumah sakit sudah kewalahan, dan puncak gelombang Omicron belum datang untuk sebagian besar Amerika Serikat. Karena rekor jumlah pasien yang terinfeksi, rumah sakit harus menunda operasi elektif dan perawatan kanker. Dan selama lonjakan masa lalu, rumah sakit yang kewalahan tidak dapat menangani keadaan darurat lainnya dengan benar, seperti serangan jantung. Baca Juga: Uni Eropa: Dengan Omicron, Dunia akan Bergerak Cepat Menuju Skenario Mendekati Endemi

 

  1. Lebih banyak infeksi berarti lebih banyak varian baru Omicron adalah varian kelima yang sangat signifikan dari SARS-COV-2 asli, dan masih harus dilihat apakah kemampuan virus untuk bermutasi lebih lanjut akan melambat. Tingkat infeksi yang tinggi juga memberi virus lebih banyak peluang untuk bermutasi, dan tidak ada jaminan bahwa versi baru virus corona akan lebih jinak daripada pendahulunya.  “SARS-CoV-2 telah mengejutkan kami dengan berbagai cara selama dua tahun terakhir, dan kami tidak memiliki cara untuk memprediksi lintasan evolusi virus ini,” kata Ho. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie.(oetaya/net/BBM)

BERITA LAINNYA

spot_img
spot_img

BERITA TERBARU