Link, Martapura – Budidaya ikan air tawar dengan media jala apung di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar hingga kini masih menjadi usaha yang banyak digeluti warga. Namun belakangan pembudaya mengeluh lantaran dibayangi ancaman kebangkrutan.
Usaha budidaya ikan air tawan dengan pola jala apung di Sungai Riam Kanan, Karang Intan, Kabupaten Banjar belakangan dikeluhkan. Harga pakan yang kian mahal dan harga jual ikan murah menjadi musababnya.
“Iya saya beberapa kali didatangi para pembudidaya yang mengeluhkan kondisi tersebut,” ungkap Warhamni, Anggota DPRD Kabupaten Banjar, dari Dapil 2 Kabupaten Banjar, Minggu 8 Januari 2022.
Warhami pun mengaku juga sudah datang ke lokasi-lokasi budidaya, seperti jala apung di Desa Sungai Alang, Karang Intan.
“Nah, saat di lokasi itulah banyak informasi yang diperoleh. Diantaranya harga pakan yang terus melonjak naik. Saat ini paling murah yang bisa digunakan oleh pembudidaya satu saknya Rp400 ribuan,” ungkapnya.
Kondisi tersebut klaim politisi Partai Nasdem ini, menjadikan kondisi para pembudidaya ikan air tawar dalam posisi kesulitan.
“Pakan makin mahal, sementara harga jual Ikan mas dan nila turun saat ini per 1 Kg, Rp 26000 Hingga Rp, 28000,” ungkapnya.
Tidak hanya itu saja kendala pembudidaya ikan bebernya, yang paling mengejutkan dan membuat pelaku usaha budidaya ikan mengalami kerugian, lantaran waktu panen yang terlalu singkat.
“Kalau dulu 4 bulan saja sudah bisa panen sekarang 6 bulan baru bisa panen, faktornya kata warga dikarenakan kualitas pakan yang sedang menurun,” beber Politisi dari partai Nasdem itu.
Akibat adanya permasalahan ini dirinya meminta kepada pemerintah setempat, maupun provinsi agar dapat membantu para pengusaha pembudidaya.
“Dalam artian dibantu untuk bertahan saja kata para pembudidaya di daerah itu mereka sudah sangat bersyukur, karena kondisi saat ini sangat sulit,” katanya.
Maka dari itu Warhamni sangat berharap agar pemerintah segera bertindak jangan sampai masalah ini dibiarkan.
“Kita ketahui juga, pembudidaya ikan di Kecamatan Karang Intan ini mampu membantu pemasukan ekonomi masyarakat dan menyumbang PAD Martapura. Jadi saya sangat berharap sekali lagi Pemerintah bisa ambil tindakan,” tandasnya. (oetaya/BBAM)