Link, Pelaihari – Pemprov Kalsel terus mengembangkan inovasi tanaman tumpang sari dengan tujuan memperkuat program ketahanan pangan nasional. Terbaru melalui program Kesatria atau Kelapa Sawit Tumpang Sari dengan Tanaman Pangan, kick off penanamannya pun dilakukan di Desa Tanjung, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut pada Jumat (8/3) pagi.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Syamsir Rahman menyebut program Kesatria di Kabupaten Tanah Laut merupakan kick off pertama yang dilaksanakan di wilayah perkebunan kelapa sawit di seluruh Kalsel, bahkan di Kalimantan.
“Program ini bukan hanya untuk ketahanan pangan nasional, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mendongkrak perekonomian Kalsel,” kata Paman Birin.
Dijelaskan sektor pertanian merupakan salah satu sumber daya terbarukan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kalsel sendiri dikenal dengan potensinya yang luar biasa di sektor pertanian, dan merupakan salah satu penyangga pangan nasional.
“Di sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit, juga memiliki potensi yang luar biasa. Kelapa sawit menjadi penyumbang devisa terbesar nomor 2 di Kalsel setelah sektor tambang,” tuturnya.
Potensi yang besar di Kalsel tambahnya, harus dioptimalkan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Salah satunya dengan mengintegrasikan berbagai komoditas pertanian, seperti yang telah dilakukan di Kalsel dengan program Siska Ku Intip (Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma).
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, drh. Suparmi, mengungkapkan bahwa Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kalimantan Selatan telah dimulai sejak tahun 2018. Hingga saat ini, program ini telah menyasar lima kabupaten, yaitu Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Barito Kuala, dan Kabupaten Tapin.
Menurut drh. Suparmi, target untuk tahun ini adalah memperluas luasan kebun sawit rakyat di Kalsel menjadi 385.600 hektar, terutama di Kabupaten Tanah Laut. Saat ini, upaya peremajaan dan pengembangan kebun sawit rakyat di lokasi kick off ini adalah seluas 67 hektar.
“Diharapkan bahwa upaya yang kami lakukan hari ini akan mendapatkan berkah dan menjadi contoh yang dapat diikuti oleh kabupaten dan kota lain di wilayah sawit Kalsel,” ujar drh. Suparmi. (wahyu/BBAM)