Rabu, April 9, 2025
BerandaHeadlinePesta Demokrasi, Ajang Pembuktian dan Pertaruhan Iman (2)

Pesta Demokrasi, Ajang Pembuktian dan Pertaruhan Iman (2)

Bismillahirrahmannirahim…

“Aku tahu, bahwasannya rizky ku tidak pernah dimakan orang lain, maka dari itu aku tenang”

SAPARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUAL

Mencari yang Hilang, Memelihara yang Terlupakan

Tahun 2023 ini bagi sebagian orang menjadi kesempatan emas untuk merubah diri. Salah satu moment itu adalah menyongsong pesta demokrasi lima tahunan Pemilu 2024. Untuk itu jelas dibutuhkan persiapan yang sangat matang untuk bisa ambil bagian.

Menengok sejarah masa lalu, di moment lima tahunan ini kesibukan bukan hanya  dilakukan para politikus sebagai aktor. Tetapi lebih luas lagi tokoh-tokoh agama dan masyarakat juga terlibat didalamnya.

Pendeknya semua sibuk dengan peran masing-masing. Himbauan untuk berpolitik jujur tersiar begitu terbuka. Namun praktiknya, berpolitik “kotor” banyak menarik para pemilik suara masuk ke dalam lingkaran ini. Hoax, politik uang hingga perbuatan cela lain menjadi objek-objek yang menjauhkan mereka dari kebenaran.

Pertanyaannya, mengapa hal itu terjadi? Sementara di negeri yang kita cintai ini tidak sedikit leader-leader muslim yang begitu fasih menyampaikan kebenaran di ajang lima tahunan ini. Realitanya semua itu terjadi.

Nah, kalau sudah seperti ini bukankah sama halnya mereka telah merugi. Menyia-nyiakan umur (kehidupan) hanya untuk memenuhi hasrat dunianya.

“Kita sudah sepakat, jika saat ini zamannya carut marut. Kita harus mempunyai pegangan dalam hidup ini, supaya kita beruntung (tidak rugi) dan ketika kita melakukannya tetap stabil  ‘punya pegangan kokoh’, kata seorang teman diskusi disuatu malam.

BACA JUGA :  Jangan Menyerah Karena Masa Lalu

Kalimat pendek itu bagi saya jelas tidak terbantahkan. karena melihat kondisi dan situasi keadaan sekarang ini tanpa pegangan akan sangat berbahaya. Pertaruhannya terlalu mahal.  Semua pemikiran kita, keyakinan kita dan amal perbuatan kita, tanpa pegangan yang kokoh, akan roboh.

Ya, karena sejuta himbauan kebanaran yang telah disampaikan para leader negeri hanya sekadar didengar tanpa dikerjakan.

Masih dalam diskusi dalam kontek budaya spiritual, tidak salah jika ajang pesta demokrasi setiap lima tahun itu menjadi moment yang harus diambil. Di moment inilah kita akan mempertaruhkan/mentransaksikan modal kehidupan yang telah diberikan Allah. Namanya bertaruh pasti saja, kadang untung  kadang rugi.

Saya sadar, tulisan ini memang bukan tulisan yang diminati pasaran. Tetapi saya yakin tidak sedikit orang yang berkinginan tidak cuma memikirkan keuntungan yang sifatnya sementara, tapi lebih memikirkan keuntungan yang sifatnya langgeng (kekai) dunia dan akhirat.

Nah, kalau anda-anda semua sepemahaman dengan saya, kira-kira masih berkinginan kah menjadikan moment Pemilu 2024 ini hanya sekadar untuk tujuan meraih posisi dalam struktur politik? Sementara untuk mewujudkan hubbul wathan minal iman banyak jalan yang tersedia.

“Rosulullah pernah berwasiat kepada ABU DZAR “YA ABD DZAR KUN ‘ALA UMRIKA AS-SYAH MINKA ‘ALA DIRHAMIKA WA DINARIKA” Wahail Abu Dzar hendaklah kamu kikir menghadapi Umurmu daripada terhadap Dirham dan Dinarmu. Artinya lebih baik kamu harus menjaga umurmu (ini modal) daripada menjaga hartamu (dirham mu)”.***

Afwan, Wassalam

BERITA TERKAIT
spot_img
- Advertisment -spot_img

BERITA POPULER