Link, Jakarta – Inter Milan akan menjalani laga penentu melawan Como di Giuseppe Sinigaglia, Sabtu (24/5) pukul 01.45 WIB.
Pertandingan ini menjadi penentu dalam persaingan Scudetto paling dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Inter kini hanya berjarak satu poin dari Napoli yang berada di puncak klasemen. Dengan satu laga tersisa, setiap detik di lapangan bisa jadi penentu antara kejayaan atau kehancuran.
Kemenangan adalah harga mati bagi pasukan Simone Inzaghi. Namun, mereka harus bertandang ke kandang tim promosi yang belakangan tampil mengejutkan. Como, yang dibesut Cesc Fabregas, bukan tim yang bisa dianggap enteng—terutama di kandang sendiri.
Pada Februari lalu, Como sukses menjungkalkan Napoli di Giuseppe Sinigaglia. Kemenangan itu bukan hasil kebetulan, melainkan buah keberanian dan konsistensi. Dengan modal enam laga kandang tak terkalahkan, Como punya kepercayaan diri untuk mengulang keajaiban.
Hasil imbang 1-1 kontra Verona akhir pekan lalu tak menodai performa stabil Como. Tim ini kini nyaman di papan tengah, hasil dari enam kemenangan beruntun sebelumnya. Status sebagai kuda hitam membuat mereka lepas dari tekanan dan itu bisa jadi keuntungan besar saat melawan Inter.
Inter justru datang dalam situasi tertekan. Gagal menang melawan Lazio di pekan sebelumnya menyisakan banyak hal, dari keputusan wasit hingga penurunan performa lini depan. Dua poin yang hilang itu kini terasa sangat mahal di tengah perebutan gelar.
Kekecewaan pun menyelimuti kubu Nerazzurri. Beppe Marotta bahkan dikabarkan siap membawa insiden laga sebelumnya ke meja FIGC. Namun, sebelum menyalahkan faktor eksternal, Inter harus memastikan satu hal terlebih dahulu: mengalahkan Como dan menjaga harapan tetap hidup.
Inter tetap diunggulkan, tapi absennya Inzaghi dari bench bisa mengurangi intensitas instruksi langsung. Mereka harus bermain sempurna agar tak tergelincir di markas tim penuh kejutan.
Como tampil lepas dan tanpa tekanan, yang justru membuat mereka berbahaya. Kepercayaan diri usai hasil-hasil positif jadi senjata mental utama untuk menjegal raksasa Serie A.
Namun, Inter punya satu keunggulan besar: bola mati. Dengan 25 gol dari set-piece musim ini—terbaik di lima liga top Eropa—mereka bisa memanfaatkan setiap peluang sempit untuk meraih kemenangan.
